James Bond Versus Spectre - Sebuah Ulasan Film

James Bond Versus Spectre – Sebuah Ulasan Film

  • Ide cerita
  • Plot
  • Karakter
  • Sinematografi
  • Timing
  • Efek Visual
  • Penataan latar
  • Sound
  • Pesan moral
  • Logika cerita
3.4/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: Sam Mendes
  • Skenario: John Logan, Neal Purvis, & Robert Wade
  • Produser: Michael G. Wilson & Barbara Broccoli
  • Sinematografi: Hoyte Van Hoytema
  • Musik: Thomas Newman
  • Rilis: 26 Oktober 2015
  • Durasi: 148 menit
  • Distributor: Columbia Pictures
Pros
  • Agen super versus penjahat super
  • Sinematografi indah
  • Efek visual mengesankan
  • Kesesuaian latar dengan atmosfer cerita
Cons
  • Ide cerita hampir usang
  • Plot terkesan kurang rapi
  • Kurangnya hubungan emosi dengan karakter pendukung

Sam Mendes kembali menyutradarai film James Bond yang kali ini berjudul Spectre. Selain itu, kita juga akan kembali bertemu Daniel Craig sebagai pemeran tokoh utama alias James Bond sang agen 007. Bahkan, sebelum film ini meluncur di pasaran, banyak pihak, baik penggemar setia menaruh harapan yang sangat tinggi terhadapnya. Pastinya, hal ini memiliki kaitan erat dengan kesuksesan film sebelumnya, yaitu Skyfall. Nah, apakah Mendez dan Craig sanggup memenuhi harapan semua orang? Silakan menelusurinya dalam James Bond Versus Spectre berikut ini. 

James Bond Versus Spectre – Ringkasan Cerita

Di tengah perayaan Hari Mati di Meksiko City, James Bond (Daniel Craig), melakukan misi rahasia seorang diri. Dia berhasil membunuh seorang teroris dan mencuri cincin berisi simbol aneh yang menjadi kunci untuk mengungkap organisasi rahasia yang kuat, yang dikenal sebagai “Spectre.”

Kembali ke London, Bond menemukan bahwa MI6, badan intelijen tempatnya bekerja, sedang dalam tekanan dari Max Denbigh (Andrew Scott), seorang pejabat pemerintah yang ingin menggabungkan MI6 dengan badan keamanan lain yang lebih besar. Bond, yang terlibat dalam misi rahasia pribadinya, menentang rencana Denbigh.

Bond memulai penyelidikan pribadinya dan menemukan jejak Spectre yang membawanya ke Roma. Di sana, dia bertemu Lucia Sciarra (Monica Bellucci), janda seorang teroris yang tewas. Bond mencoba mendapatkan informasi dari Lucia untuk mengungkap lebih banyak tentang Spectre.

Sementara itu, Bond juga berhubungan dengan Madeleine Swann (Léa Seydoux), seorang psikolog klinis yang memiliki koneksi dengan Spectre melalui ayahnya. Dia setuju untuk membantu Bond dalam misinya mengungkap Spectre.

Bond akhirnya melacak Spectre hingga ke gurun Maroko, di mana dia menghadapi Franz Oberhauser (Christoph Waltz), yang sebenarnya adalah Ernst Stavro Blofeld, musuh lama Bond yang telah lama dianggap mati. Blofeld mengungkapkan bahwa dia telah menjadi arsitek dari semua penderitaan dan musibah yang dialami Bond beberapa waktu sebelumnya.

Maka, Bond pun berusaha menghentikan Blofeld dan mengungkap rencananya yang mematikan, yang melibatkan penggunaan teknologi canggih untuk memantau dan memanipulasi dunia. Dapatkah Bond menaklukkan Blofield di markas Spectre yang berada dalam ambang kehancuran?

James Bond Versus Spectre – Kelebihan Film

Agen Super versus Penjahat Super 

Salah satu kelebihan film “Spectre” adalah bagaimana film ini menghadirkan konflik yang sangat menarik antara Bond dan Blofeld. Karakter James Bond dalam film ini mengalami perkembangan yang lebih mendalam dan kompleks atau telah mencapai kematangannya. Di sini, kita kembali melihat sisi pribadi Bond yang lebih dalam. Saya pun mengakui, Craig telah memasukkan dimensi baru pada karakter ikonik ini. Sementara itu, penampilan Christoph Waltz sebagai Blofeld juga sangat kuat. Ia mewakili gambaran antagonis yang benar-benar jenius sekaligus misterius. Konflik emosional antara keduanya membuat cerita semakin menarik dan membuat penonton terlibat secara emosional.

Sinematografi Indah

Standar film James Bond yang satu ini hampir tak tergoyahkan. Pasalnya, Spectre memanjakan mata kita dengan sinematografi yang luar biasa indah. Linus Hoyte Van Hoytema berhasil menciptakan adegan-adegan yang memikat dengan komposisi gambar yang cermat dan pilihan warna yang menarik. Lokasi-lokasi syuting yang eksotis, seperti Meksiko, Austria, Roma, hingga Maroko, tampil dengan indah, menciptakan atmosfer yang berbeda-beda sepanjang film. Penggunaan cahaya dan bayangan yang efektif juga menambah kekayaan visual film ini.

Efek Visual Mengesankan

Hal lain yang berhasil dalam Spectre adalah aksi yang spektakuler dan efek visual yang mengesankan. Contohnya adalah adegan pengejaran dengan mobil di jalan-jalan sempit Roma, pertarungan di atas helikopter di tengah kota Meksiko, dan aksi tembak-menembak yang dramatis. Semua adegan ini dikerjakan dengan sangat baik, menggabungkan stunt yang hebat dengan teknologi efek visual modern. Sampai di sini, saya hanya bisa mengatakan bahkan jika Anda bukan penggemar film aksi, Anda pasti akan terpukau. 

Kesesuaian Latar dengan Atmosfer Cerita

Aspek lain yang patut mendapat apresiasi dari film ini adalah keberhasilannya menciptakan latar yang sesuai dengan atmosfer cerita. Setiap lokasi yang digunakan dalam film ini memiliki peran penting dalam perkembangan cerita. Misalnya, padang pasir di awal film menciptakan kesan keganasan dan ketidakpastian. Namun, lokasi-lokasi mewah di Eropa menunjukkan sisi glamor dari dunia mata-mata internasional. Latar yang dipilih tidak hanya menjadi penghias visual, tetapi juga membantu membangun perasaan dan suasana yang diperlukan dalam alur cerita.

James Bond Versus Spectre – Kelemahan Film

Ide Cerita Hampir Usang 

Salah satu kelemahan dalam “Spectre” adalah bahwa ide ceritanya terasa hampir usang atau kurang mendapat inovasi dalam beberapa aspek. Memang, film James Bond selalu menghadirkan formula yang tidak asing bagi kita. Namun, Beberapa elemen dalam “Spectre” tampak familiar dan terlalu mengandalkan klise-klise dari film-film sebelumnya. 

Mungkin, sisi ini memiliki kaitan dengan upaya dari Mendes dan tim untuk mengembalikan Bond ke nuansa klasikalnya. Kita dapat menyebutnya sebagai usaha mengobati kerinduan terhadap James Bond atau menegaskan bahwa “My name is still Bond! James Bond!” Sayangnya, saya merasa momentum untuk menampilkan hal ini kurang tepat atau bahkan mungkin sudah terlewat. 

Plot Terkesan Kurang Rapi

Plot film ini terkadang terasa terlalu kompleks dan terkesan kurang rapi. Beberapa adegan atau elemen cerita mungkin kurang mendapatkan penjelasan yang memadai. Singkatnya, seakan menjadi efek domino dari kelemahan sebelumnya, banyak sekali segmen yang tidak sepenuhnya terintegrasi dengan baik dalam alur utama. Dengan kata lain, kita seolah mendapatkan pemaksaan gabungan dari Skyfall dan dua film Bond versi Craig sebelumnya, yaitu Casino Royale dan Quantum of Solace. Padahal, Craig sendiri telah lebih dari cukup untuk menampilkan keterkaitan itu. 

Kurangnya Hubungan Emosional dengan Karakter Pendukung

Benar, kita menemukan kembali sosok “Bond Girl” yang kerap menghiasi film-film sebelumnya. Oh, tentu saja saya tidak lupa harus menyebutkan Monica Bellucci di sini sebagai salah satunya. Namun, banyak yang mempermasalahkan usianya yang lebih “senior” dari Craig di sini. Di sisi lain, Spectre kurang berhasil dalam membangun hubungan emosional yang kuat antara Bond dan karakter pendukungnya, seperti yang dahulu sering kita saksikan. Selain kontradiksi Bond dan Blofield, karakter pendukung lainnya, termasuk Sciarra (Bellucci) dan Madeleine Swann (Léa Seydoux, tidak mendapatkan pengembangan karakter yang memadai. 

Terakhir, saya hanya akan menambahkan sedikit kekesalan saat mendapati hampir dua setengah jam habis untuk menonton film ini. Selain itu, cukup banyak yang melihat Bond sebagai seorang superhero dalam film ini. Mungkin, eksistensi Spectre dalam film ini sendiri memiliki peran untuk itu. Meski demikian, kita tetap tak bisa memungkiri kegemilangan sekuel ke-24 Bond ini dan menantikan bagaimana kelanjutannya. Demikian James Bond Versus Spectre – Sebuah Ulasan Film. 

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *