Kembalinya 007 dalam GoldenEye - Ulasan Film James Bond

Kembalinya 007 dalam GoldenEye – Ulasan Film James Bond

  • Ide Cerita
  • Plot
  • Karakter
  • Sinematografi
  • Timing
  • Efek visual
  • Penataan Latar
  • Sound
  • Pesan moral
  • Logika cerita
3.8/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: Martin Campbell
  • Skenario: Jeffrey Caine & Bruce Feirstein
  • Rilis: 13 November 1995
  • Durasi: 130 menit
  • Distribusi: United International Pictures
Pros
  • Kematangan Karakter James Bond
  • Spesial efek yang bagus
  • Aksi sensasional
  • Sinematografi yang indah
Cons
  • Plot Bond yang konvensional
  • Belum menyamai Sean Connery

Akhirnya, Pierce Brosnan. Oh, maaf, saya tidak bermaksud menutup tulisan ini terlalu dini. Saya hanya mengucap demikian karena Brosnan adalah salah satu aktor favorit saya. Khususnya, dalam memerankan James Bond. Setelah menjalani kekosongan selama enam tahun akibat perselisihan hukum, Eon Productions memproduksi film ketujuh belas dari seri James Bond ini dan merilisnya menjelang akhir tahun 1995. Oke, selamat menikmati Kembalinya 007 dalam GoldenEye – Ulasan Film James Bond. 

Kembalinya 007 dalam GoldenEye – Ringkasan Cerita Film

Dalam misi pertamanya, James Bond (Pierce Brosnan) sebagai agen MI6 menjalankan misi bersama dengan rekannya, Alec Trevelyan (Sean Bean), di sebuah fasilitas militer Rusia. Mereka bertugas menghancurkan sebuah instalasi komunikasi militer yang penting. Namun, misi itu berakhir dengan dramatis ketika Trevelyan mendapat pengkhianatan oleh rekan-rekannya dan tewas dalam ledakan.

Sembilan tahun kemudian, pada tahun 1995, sebuah kejadian mengguncang dunia mata-mata internasional. Satelit Rusia yang sangat canggih bernama GoldenEye dicuri oleh sekelompok penjahat. GoldenEye memiliki kemampuan untuk mematikan semua komputer di area targetnya dan potensi untuk menciptakan kekacauan yang besar. MI6 segera mencurigai bahwa pencurian ini memiliki kaitan dengan Trevelyan yang seharusnya sudah tewas. 

James Bond, yang baru saja kembali pun mendapat tugas untuk menyelidiki pencurian GoldenEye dan menghentikan ancaman tersebut. Selama misinya, Bond bekerja sama dengan Natalya Simonova (Izabella Scorupco), seorang ahli komputer Rusia yang selamat dari serangan terhadap pusat komunikasi di Siberia. Bersama, mereka mencoba menemukan siapa yang dalang pencurian GoldenEye dan menghentikan rencana jahat yang mengancam dunia.

Misi tersebut membawa mereka ke sebuah fasilitas di Karibia. Trevelyan menggunakan fasilitas itu untuk mengendalikan GoldenEye. Di sana, Bond dan Natalya menghadapi pertempuran dengan pasukan Trevelyan yang terlatih. Mereka juga mengungkapkan bahwa Trevelyan, yang sekarang menggunakan nama kode “Janus,” memiliki rencana jahat. 

Ia hendak menggunakan GoldenEye untuk menghancurkan sistem keuangan Inggris, menciptakan kekacauan global, dan membalas dendam pada Inggris atas pengkhianatan masa lalu. Puncaknya, pada sebuah stasiun antena satelit rusak yang merupakan pusat pengendali GoldenEye. Bond dan Trevelyan bertarung sengit di atas stasiun antena yang runtuh. Dapatkah Bond berjuang untuk mencegah Trevelyan mengaktifkan GoldenEye?  

Kembalinya 007 dalam GoldenEye – Kelebihan  Film 

Kematangan Karakter James Bond

Pastinya, kelebihan utama GoldenEye adalah pemain utamanya. Pierce Brosnan, yang menggantikan Timothy Dalton, membawa karakter James Bond yang lebih matang. Brosnan menghadirkan Bond dengan campuran sempurna antara kegagahan, kecerdasan, dan sisi manusiawi yang lebih dalam. 

Dengan kata lain, ia berhasil mengemas karakter Bond menjadi lebih kompleks, tegas, dan cukup dingin. Namun, pada saar yangs sama ia mampu membuat penonton lebih bisa merasakan emosi dan motivasinya. Brosnan membawa nuansa humor melalui kecuekan yang sangat Bond. Banyak yang memuji aktor ini karena menilai penggambarannya terhadap Bond adalah yang paling dekat dengan karakter aslinya dalam novel Ian Fleming.

Spesial Efek yang Bagus

GoldenEye menggunakan efek visual yang canggih untuk tahun 1995. Efek komputer dan aksi spektakulernya yang melibatkan ledakan, pengejaran, dan pertarungan senjata adalah bagian integral dari daya tarik film ini. Misalnya, adegan di stasiun antena satelit rusak adalah contoh nyata dari penggunaan efek visual yang canggih, yang menambah dramatis dan intensitas aksi film ini. Selain itu, menarik saat menyaksikan Bond menggunakan berbagai gadget canggih buatan Q yang kali ini sepadan dengan aksinya.

Kembalinya 007 dalam GoldenEye – Kelebihan  Film

Aksi Sensasional

Sebagaimana film James Bond lainnya, GoldenEye menonjol karena aksinya yang mengesankan. Adegan-adegan laganya mendapatkan koreografi baik, termasuk pertarungan fisik, pengejaran mobil, dan aksi senjata api. Semua itu menampakkan diri dengan presisi untuk memberikan aksi yang mendebarkan kepada penonton. Di sisi lain, James Bond terlibat dalam sejumlah situasi berbahaya yang memberikan adegan-adegan aksi yang sangat memukau.

Sinematografi yang Indah

Film ini memanfaatkan lokasi-lokasi yang menarik dan indah di seluruh dunia. Pasalnya, kita akan menyaksikan berbagai panorama, mulai dari fasilitas militer Rusia hingga Karibia yang eksotis. Sinematografi yang kuat dan pengambilan gambar yang cermat memberikan tampilan visual yang memukau. Penggunaan cahaya, warna, dan komposisi gambar yang baik menciptakan nuansa yang unik di setiap adegan, memberikan film ini sentuhan estetis yang indah. Saya merasa Phil Meheux sebagai sinematografer sangat layak mendapatkan apresiasi. 

Kembalinya 007 dalam GoldenEye – Kelemahan Film

Plot Bond yang Konvensional

GoldenEye memiliki plot yang dalam banyak hal mengikuti pola film Bond lainnya. Meskipun ada beberapa elemen inovatif, seperti konsep satelit GoldenEye yang unik, plot secara umum masih mengandalkan banyak elemen khas Bond sebelumnya dalam seri film. Beberapa elemen cerita, seperti pertemuan dengan karakter wanita yang kemudian menjadi kekasih Bond (Natalya Simonova), merupakan bagian yang cukup klise dalam genre film mata-mata.

Belum Menyamai Sean Connery

Memang. Bond sendiri telah berubah dalam film ini. Pierce Brosnan menjadikannya lebih sensitif, lebih rentan, dan otomatis lebih lengkap secara psikologis. Tentunya, kita akan mendapatkan hal itu jika membandingkannya dengan versi George Lazenby, Roger Moore, dan Timothy Dalton dengan berbagai gayanya masing-masing. Bond versi Brosnan ini lebih berpengetahuan dan lebih peka terhadap sekitarnya.

Namun, bila membandingkannya dengan Sean Connery, banyak yang menganggap bahkan Brosnan pun tak bisa mencapainya. Bagaimanapun, Connery telah menjadi ikon dalam peran ini. Penampilannya sebagai James Bond telah membentuk definisi karakter tersebut. Maka, saya merasa merupakan  hal yang wajar jika sebagian orang masih menganggap Brosnan belum sepenuhnya menyamai karisma dan pesona Connery.

Kini, saya akan benar-benar menutup tulisan Kembalinya 007 dalam GoldenEye ini. Brosnan memang menjadi sorotan, baik dalam penampilan maupun kemampuannya menyeimbangkan aksi dengan gadget dan kecerdasan. Orang lain dapat menganggap Connery sebagai yang terbaik, tetapi bagi saya Brosnan merupakan sosok James Bond yang lengkap dan utuh. 

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *