Tak ada waktu untuk mati. Entahlah, saya merasa mesti mengucap hal itu sebelum memulai tulisan ini. Bukan karena alasan khusus, hanya saja terjemahan dari judul No Time to Die ini pun terasa epik bahkan jika Anda melantunkannya tanpa nada. Daniel Craig masih membintangi film ke-25 James Bond ini. Selebihnya, selamat menikmati No Time to Die.
No Time to Die – Ringkasan Film James Bond
James Bond telah pensiun dari dinas rahasia MI6 setelah peristiwa Spectre. Dia mencari kedamaian bersama Madeleine Swann di Jamaika. Namun, ketenangan mereka mendapat usikan dari CIA. Felix Leiter dari CIA meminta bantuan Bond dalam misi penyelamatan seorang ilmuwan bernama Valdo Obruchev yang diculik. Misi ini membawa Bond dan Leiter ke Italia, di mana mereka berhasil menyelamatkan Obruchev.
Table of Contents
Namun, setelah menyelamatkan ilmuwan tersebut, Bond menemukan bahwa Obruchev adalah kunci untuk mengungkap rahasia teknologi biokimia yang sangat mematikan yang dimiliki oleh seorang penjahat misterius bernama Safin. Safin, yang memiliki dendam pribadi terhadap MI6, berencana untuk menggunakan teknologi ini untuk menghancurkan dunia. Dengan bantuan Nomi, agen MI6 yang tangguh, Bond memulai perjalanan untuk menghentikan Safin.
Selama misi ini, Bond mengungkapkan banyak rahasia, termasuk hubungan antara Safin, Madeleine Swann, dan keluarganya. Masa lalu Madeleine Swann terungkap, menghadirkan konflik emosional bagi Bond. Sementara itu, Safin, yang diperankan dengan brilian oleh Rami Malek, adalah penjahat yang misterius dan kejam dengan rencana mematikan yang melibatkan virus yang dapat memusnahkan populasi dunia.
Bond pun melalui serangkaian aksi yang spektakuler, termasuk pengejaran mobil yang mendebarkan, pertempuran senjata, dan pengkhianatan yang membingungkan. Akhirnya, Bond harus membuat keputusan yang berat untuk melindungi orang-orang tercinta dan menghentikan Safin.
No Time to Die dan Beberapa Kelebihannya
Kesan Visual yang Kuat
Salah satu hal yang paling mencolok dari film ini adalah tampilan visual yang mengesankan. Sutradara Cary Fukunaga dan sinematografer Linus Sandgren berhasil menciptakan adegan-adegan yang mengagumkan secara visual. Misalnya, pengejaran mobil di tengah hutan Norwegia yang diselimuti salju memberikan kontras yang dramatis antara aksi dan lingkungan alam yang memukau. Aksi bawah air yang mendebarkan dan peledakan spektakuler juga memberikan kesan visual yang kuat.
Sepertinya, kita tak perlu mempertanyakan soal aksi dan efek visual dalam film Bond, khususnya jika pemeran utamanya adalah Craig. Oh, siapa lagi pemeran Bond yang langsung mendapat banyak pujian dalam kesempatan pertamanya selain Connery dan Brosnan. Bahkan, sebagian pengamat menyatakan Craig seolah telah melepaskan Bond dari bayang-bayang seorang Sean Connery.
Keterikatan Karakter
Salah satu pencapaian terbesar film ini adalah keterikatan yang kuat dengan karakter. Daniel Craig membawa karakter James Bond ke tingkat emosional yang lebih dalam, mengungkapkan sisi-sisi yang lebih lembut dan rentan dari agen rahasia ini. Di sisi lain, kehadiran Léa Seydoux sebagai Madeleine Swann memberikan kompleksitas tambahan pada karakter Bond. Khususnya, dalam film ini yang, apabila kita mengamatinya sedikit lebih jauh, berusaha menghadirkan kombinasi antara kelembutan drama dan ketegangan konflik. Penonton dapat merasakan perasaan, dilema, dan motivasi karakter dengan jelas, yang menambah kedalaman pada cerita.
Fotografi Lokasi Luar Biasa
No Time to Die mengambil keuntungan penuh dari lokasi-lokasi yang luar biasa di seluruh dunia. Setiap lokasi, mulai dari Italia yang romantis hingga rumah es di Norwegia yang menyeramkan, diabadikan dengan indah dalam film ini. Fotografi yang cermat menghadirkan pemandangan alam yang memukau, dan penggunaan cahaya dan bayangan menciptakan atmosfer yang khas di setiap lokasi.
Ending yang Manis
Ending film ini sangat memuaskan. Tanpa bermaksud memberikan spoiler, saya hanya bisa mengatakan bahwa ini adalah cara yang sangat tepat untuk mengakhiri perjalanan karakter James Bond di bawah pengarahan Daniel Craig. Ending ini mengeksplorasi tema-tema seperti pengorbanan, cinta, dan penebusan, yang memberikan dimensi emosional yang mendalam pada cerita. Bagi para penggemar yang telah mengikuti Bond selama bertahun-tahun, ending ini adalah momen yang sangat emosional dan menggugah. Jangan ragu mengusap air mata jika Anda memang meleleh pada akhirnya nanti karena entah kapan Anda bisa melakukannya lagi.
No Time to Die dan Beberapa Kelemahannya
Durasi Terpanjang
Saya mengira akan mendapat tontonan yang lebih layak dengan durasi yang lebih singkat. Sayangnya, saya salah dan salah satu kelemahan film ini adalah durasinya yang relatif panjang itu. Dengan cerita yang mengalir selama lebih dari dua setengah jam, tidak sedikit yang menganggap film ini agak terlalu lama. Meskipun memberikan ruang bagi perkembangan karakter dan plot yang mendalam, sebagian kritikus merasa bahwa film ini memiliki beberapa adegan yang layak mendapat potongan untuk menjaga tempo cerita.
Beberapa Adegan Kurang Realistis
Meskipun film James Bond kerap melakukan aksi yang luar biasa dan momen-momen spektakuler yang mungkin tidak selalu realistis, beberapa adegan dalam film ini mungkin tampak terlalu fantastis bagi beberapa penonton. Terkadang, film ini mengambil beberapa kebebasan artistik yang signifikan dalam hal logika dan fisika. Secara personal, saya tidak menganggapnya sebagai suatu masalah karena Bond adalah figur yang lebih penting di sini.
Namun, saya juga sering bertanya kepada diri sendiri, sepertinya memang begitu sulit melogikakan aksi yang membuat banyak orang menerimanya tanpa bertanya. Baiklah, sebagai penutup No Time to Die ini, saya berharap Anda sendiri yang akan memilih untuk mengucap selamat jalan atau sampai jumpa kepada James Bond.