review film fast & furious

Review Film Fast & Furious 8: The fate of The Furious

  • Ide cerita
  • Cinematografi
  • Pengembangan Karakter
4/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: F. Gary Gray
  • Pemain: Vin Diesel, Dwayne Johnson, Jason Statham
  • Rilis: 2017
Pros
  • Ide cerita menarik dan menyegarkan
  • Menampilkan teknologi yang lebih canggih
Cons
  • Konflik personal dalam beberapa karakter kurang maksimal
  • Beberapa adegan kurang sinkron dengan jalur utama ceritanya

Review film Fast & Furious kali ini mengulas tentang jalan cerita dan bagian-bagian lain di dalamnya. Mari kita simak bagaimana Dom dan kawan-kawan beraksi tanpa Brian yang telah pensiun dalam The fate of The Furious.

Review film Fast & Furious

Sinopsis The fate of The Furious

Berawal di Havana, Kuba, Dominic Toretto tengah berbulan madu bersama Letty. Dom menyelesaikan sebuah masalah dengan balap mobil liar dan berhasil mendapat rasa hormat dari Raldo (Celestine Cornielle). Namun, kemunculan seorang wanita bernama Cipher (Charlize Theron) menjungkirbalikkan ketenangan Dom i.

Dominic Toretto mengkhianati tim dan keluarganya sendiri dengan bekerja bersama Cipher. Cipher adalah seorang teroris di dunia siber. Kehebatannya telah menjadi legenda di kalangan para peretas. Ramsey pun tidak percaya ketika mengetahui kenyataan bahwa Cipher adalah nama seorang wanita, bukan kelompok atau sistem.

Dom membawa lari perangkat EMP sendiri setelah ia dan timnya membantu Hobbs mengamankan perangkat tersebut di Jerman. Hal itu membuat Hobbs mendapat masalah dan harus mendekam di penjara. Kebetulan, Hobbs menempati sel yang tepat berada di depan sel Deckard Shaw. Kebencian di antara keduanya seakan tak pernah berujung.

Mr. Nobody juga mempertemukan Hobbs bersama dengan Ramsey, Tej, Letty, dan Roman. Mr. Nobody juga memasukkan Deckard ke dalam tim tersebut. Awalnya, hal itu menuai protes dari yang lainnya, tetapi mereka pun tak punya pilihan lain. Dominic Toretto adalah karakter terkuat di timnya. Yang bisa menandingi sosoknya hanya orang-orang tertentu, seperti Luke Hobbs dan Deckard Shaw.

Review film Fast & Furious

Ulasan Film The fate of The Furious

Masih menggunakan skenario garapan Chris Morgan, F. Gary Gray sebagai sutradara membawa Fast and Furious ini ke dalam level selanjutnya. Ide untuk menempatkan Dom sebagai sosok yang harus menjadi lawan bagi tim dan keluarganya adalah kesegaran pertama dalam film ini. kemudian, kita juga akan memasuki era yang lebih canggih daripada film-film sebelumnya.

Jika Fast Five masih terkesan barbar, Furious 7 menempatkan kecanggihan teknologi sebagai penyeimbang kemasan cerita dan alurnya. Namum, The Fate and The Furious mengusung peringatan akan berbahayanya teknologi jika berada di tangan yang salah.

Semula, balapan antara Dom dan Raldo di Kuba akan membuat kita berpikir bahwa cerita film ini akan kembali balap mobil liar atau jalanan. Namun, hal itu hanya kisah pembuka saja. Selain kehidupan seorang Dominic Toretto, karakter Chiper menjungkirbalikkan pemikiran dan ekspektasi kita sebagai penonton.

Mobil sebagai Gladiator dan Zombi

Aksi yang seru kembali menjadi kekuatan utama dari film ini. Baik itu adalah aksi nostalgia di Kuba maupun aksi tim Toretto dengan dua ujung tombak mereka yang baru, yaitu Hobbs dan Shaw. Lihat saja bagaimana kecerdikan Ramsey dan Tej dalam bidang peretasan tidak mampu mencegah Cipher berada satu langkah lebih maju daripada mereka.

Di sini pula kita akan mendapat suguhan aksi super dari Dom dengan skill mengemudi tingkat dewanya. Bayangkan, seorang diri ia mampu menghancurkan sergapan dari enam mobil lain yang telah menacapkan harpun pada mobilnya. Di jalanan, tak ada seorang pun yang mampu membendung seorang Dominic Toretto.

Kalau ada yang bisa mengimbangi aksi barbar ala Dom tersebut, mungkin hanya Cipher orangnya. Bahkan, sang Ratu Peretas itu tidak perlu turun langsung ke jalanan. Cukup dengan menggerakkan jemari lentiknya di atas gawai, Cipher telah menciptakan mobil-mobil zombi dan mengendalikannya menjadi sebuah konvoi yang mengobrak-abrik jalanan di New York.

Dari Percintaan ke Keluarga

Kehadiran Elena yang menjadi sandera Cipher akan lebih mengundang air mata ketimbang kegalauan Letty. Layak rasanya bila kita menyebut Elene sebagai seorang strong women. Meski demikian, saya agak merasa aneh dengan rasa pengertiannya yang seolah tak terbatas. Bagaimana bisa Elena menyembunyikan kehamilan hingga kelahiran Dominic junior begitu saja? Mungkin, dalam era sekarang ini, hampir tidak ada wanita yang seperti Elena.

Di sisi lain, kita akan melihat bagaimana Deckard Shaw tak berkutik begitu menghadapi ibunya sendiri. Kita harus mengakui kepiawaian Chris Morgan kembali dalam menjalin sebuah plot yang tidak terduga melalui “The Old Dom”. Bahkan, Morgan tak henti mengejutkan kita dengan kemunculan Owen Shaw. Owen tampak begitu penurut di hadapan Deckard saat mereka beraksi menyelamatkan anak dari Dom.

Satu karakter baru berjulukan Little Nobody (Scott Eastwood) tampil cukup mengesankan dalam film ini. Pengembangan karakternya yang semula naif menjadi lebih dewasa memberi ruang tersendiri dengan porsinya. Selain itu. Roman menunjukkan kelasnya ketika membereskan beberapa pasukan di permukaan es dalam puncak ketegangan cerita ini. Kita harus mengakui penampilan Tyrese Gibson dengan lawakan berwajah garangnya cukup mengesankan dalam adegan tersebut.

Shaw dan Litlle Brian

Jika kita menyambungkan The Fate and the Furious ini dengan Furious 7, kita akan menemukan sedikit hal yang cukup mengganggu. Dalam Furious 7, Deckard menempati sebuah sel isolasi dengan pengamanan yang super ketat. Namun, di sini kita jusru menemukan Deckard berada dalam sel biasa yang tidak jauh berbeda dengan tahanan-tahanan lainnya.

Lalu, aksi Deckard meloloskan diri dari penjara tersebut seakan terlihat benar-benar spontan. Padahal, Hobbs seakan mengetahui hal itu adalah perbuatan Mr. Nobody.  Memang, ada kemungkinan bahwa Mr. Nobdy berhasil mendapatkan persetujuan Deckard untuk bergabung terlebih dulu. Jika demikian, jawaban tentang berpindahnya tempat Deckard ditahan pun telah jelas.

Terakhir, Dom memberikan “Brian” sebagai nama depan anaknya dari Elena. Di sini, Morgan mengingatkan bahwa Brian O’Conner telah benar-benar “pensiun”. Meskipun cukup mengesankan, Gray mungkin harus menampilkan lebih jika ingin benar-benar menggeser nama Jusin Lin. Beberapa elemen kejutan lebih menunjukkan kelebihan Chris Morgan ketimbang Gary Gray sendiri.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *