review film furious 7

Review Film Furious 7: Film Terakhir Paul Walker

  • Ide Cerita
  • Cinematografi
  • Original Soundtrack
4.5/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: James Wan
  • Pemain: Vin Diesel, Paul Walker, Dwayne Johnson, Jason Statham, Kurt Russell
  • Rilis: 2015
Pros
  • Banyak adegan tidak terduga yang membuat film menjadi lebih menarik
  • Soundtrack dan lagu pengiring film sangat sesuai dan memperkuat suasana yang ditampilkan
Cons
  • Terdapat sedikit unsur dalam adegan laga yang terkesan dipaksakan

Ulasan atau review film furious 7 ini akan menarik untuk dinikmati setelah kita menonton filmnya langsung. Khususnya, bagi pembaca di luar sana yang merupakan penggemar dari Paul Walker. Karena, pemeraan karakter Brian O’Conner itu meninggal dalam sebuah kecelakaan sebelum penggarapan film ini selesai.

Sinopsis Film Furious 7

Dominic Toretto dan sahabat-sahabatnya telah mendapat amnesti dan kini menjalani kembali kehidupan bebas dan normalnya masing-masing. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama. Deckard Shaw (Jason Statham), kakak kandung Owen Shaw, tengah bersiap menuntut balas kepada Toretto dan rekan-rekannya. Shaw mencuri data dari Hobbs dan mengalahkan pria bertubuh kekar tersebut, lalu menuju ke Tokyo dan membunuh Han.

Dom, Mia, dan Brian yang tengah menikmati hidup normalnya mendapat kiriman yang ternyata adalah sebuah bom. Deckard, si pengirim bom, menelepon Dom dan mengabarkan kematian Han adalah awal dari pembalasannya. Melalui Hobbs, yang dalam masa perawatan di rumah sakit, Dom mendapatkan informasi mengenai Deckard.

Setelah mengunjungi Tokyo dan menemui Sean (Lucas Black), Dom dan rekan-rekannya menghadiri pemakaman Han. Bentrokan pertama Dom dengan Deckard terjadi setelah Dom memergoki pembunuh Han tersebut mengintai mereka di pemakaman. Namun, sekelompok pasukan khusus mengintervensi pertarungan tersebut sehingga Deckard berhasil melarikan diri. Pemimpin pasukan khusus rahasia yang bernama Mr. Nobody (Kurt Russell) menawarkan sebuah kerja sama kepada Dom.

Singkatnya, Mr. Nobody ingin Dom membantunya membebaskan seorang peretas bernama Ramsey dari sekelompok tentara bayaran yang dipimpin oleh Jakande (Djimon Hounsou). Pasalnya, Ramsey adalah pencipta program Mata Tuhan, sebuah program digital yang dapat mengakses informasi dan menemukan lokasi suatu target secara akurat.

Dom pun menyepakati tawaran Mr. Nobody dengan imbalan ia dapat menggunakan Mata Tuhan dan pasukan Mr. Nobody untuk menemukan Deckard Shaw. Setelah timnya yang tersisa berkumpul, termasuk Letty, Dom pun segera melakukan pekerjaannya demi menemukan Dekcard Shaw dan membalaskan kematian Han.

Ulasan Film Furious 7

Kali ini, bukan Justin Lin yang menjadi sutradara dari franchise fast and Furious, melainkan James Wan. Para pemerhati dunia film lebih mengenal Wan sebagai sineas spesialis genre horor sehingga sempat meragukan bagaimana hasil garapannya. Namun, Wan menjawab semua pertanyaan tersebut dengan hasil yang sangat luar biasa. Film yang menghabiskan anggaran pembuatan 250 juta dolar itu meraih pendapatan lebih dari lima kali lipatnya.

Dalam review film furious 7, kita akan memusatkan perhatian kepada jalan cerita keseluruhan dari film yang mengusung tema awal balap mobil jalanan ini. Keberadaan Chris Morgan yang masih menjadi penulis skenario film ini pun memiliki peran yang tidak kecil. Transisi ide cerita dari ajang balap liar jalanan menjadi aksi kriminal dengan teknologi canggih tersusun dengan sangat rapi. Bahkan, film terakhir dari Paul Walker ini memiliki ending yang paling rapi bila kita membandingkannya dengan sekuel-sekuel sebelumnya.

Jalur Utama Cerita

Kematian Han adalah isyarat yang sangat jelas bahwa Furious 7 merupakan sekuel langsung dari The Fast and The Furious: Tokyo Drift. Di sinilah kita menyaksikan kepiawaian Chris Morgan dalam menyambungkan plot yang telah ada tanpa mengaburkan atau menghambat pengembangan plot pada cerita berikutnya. Tanpa terburu-buru mengirimkan tokoh utamanya ke Tokyo, Morgan menggambarkan alasan dan bagaimana tokoh antagonisnya menjadikan Han sebagai target pertamanya dengan sangat logis.

Secara garis besar, usai mengalahkan Owen Shaw dan kehilangan Gisele, Han kembali ke Tokyo dan menjalani kehidupan dengan bisnisnya seperti sedia kala. Ia bertemu Sean dan menghadapi masalah yang mengakibatkannya meninggal setelah mobil yang ia kendarai mengalami kecelakaan. Morgan memisahkan penyebab kematian Han dari konfik yang ada dalam Tokyo Drift dengan cara yang elegan.

Selain itu, konflik percintaan antara Dom dan Letty yang sedang dalam masa pemulhan ingatan juga tersusun dengan cukup rapi. Morgan menyisipkan kembali ajang race war dan kemunculan karakter Hektor (Noel Gugliemi) dengan porsi yang pas. Kemudian, kita juga akan menemukan pergolakan batin Brian O’Conner akan kehidupan barunya sebagai seorang ayah dan kepala rumah tangga. Meskipun agak aneh mengapa Mia harus kembali menyembunyikan kehamilan anak keduanya, kerinduan Brian akan aksi dan petualangannya di antara “peluru” dapat menjadi alasan yang cukup.

Kejutan-Kejutan

Banyaknya adegan yang tidak terduga adalah sisi positif lainnya dari film ini. Adegan mobil-mobil yang melakukan aksi terjun payung, aksi nekad Brian dan Dom untuk lolos dari maut, hingga sebuah drone yang membuat LA menjadi medan perang di bagian klimaks memang sangat seru dan memukau untuk ditonton.

Akan tetapi, beberapa hal pun menjadi terkesan dipaksakan dan kurang memiliki logika tekstual matang dalam penggarapannya. Misalnya, bagaimana seorang Dominic Toretto bisa mengimbangi Deckard yang terlatih sebagai mantan anggota pasukan khusus. Namun, adegan pertarungan antara Brian dan Kiet (Tony Jaa) telah menutupi ketidakmasukakalan Dom dengan baik dan menjadi lebih menarik untuk ditonton.

Karakter Roman Pierce yang masih konsisten dengan kekonyolannya pun menjadi seimbang dengan kecerdikan dan peran tokoh Tej dalam film ini. Bagaimana tidak, Tej menunjukkan keahlian beladiri yang sangat tangkas saat melumpuhkan seorang bodyguard bertubuh besar. Meskipun singkat, tetapi sangat menghibur dan mengundang gelak tawa.

In Memoriam Paul Walker

Pada tanggal 30 November 2013, Paul Walker yang memerankan karakter Brian O’Conner meninggal dunia karena sebuah kecelakaan. Ironisnya, ia meninggal saat Furious 7 ini masih dalam masa penggarapan. Terlepas dari apa pun penyebabnya, seluruh penggemar Paul dan film ini pasti sempat memiliki pemikian akan begitu berbedanya Fast & Furious tanpa Paul.

Untungnya, sumber-sumber yang tepercaya menyebutkan bahwa Paul meninggal saat Furious 7 telah mencapai lebih dari 90% progres penyelesaiannya. Selain itu, Morgan dan Wan menyajikan sebuah adegan di akhir film untuk mengenang Paul dengan sangat indah dan masuk akal.

Morgan dan Wan mengemas pensiunnya Brian dan perpisahannya dengan Dom melalui sebuah adu balap di antara keduanya. Alunan lagu berjudul See You Again dari Wiz Khalifa pun menjadi pengiring yang seketika mengundang haru tanpa menghapus kegembiraan yang telah kita saksikan sepanjang film. Demikian review film furious 7 kali ini. Semoga pembaca sekalian dapat menikmatinya.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *