Review Film Hobbs & Shaw

Review Film Hobbs & Shaw: Spin Off Kedua Fast & Furious

  • Ide Cerita
  • Cinematografi
  • Pengembangan karakter
4.2/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: David Leitch
  • Pemain: Dwayne Johnson, Jason Statham, Idris Elba, Vanessa Kirby
  • Rilis: 2019
Pros
  • Aksi dengan teknologi canggih yang memanjakan mata
  • Humor-humor yang menyelingi adegan aksi cukup menghibur
Cons
  • Banyak cuplikan adegan yang menimbulkan pertanyaan
  • Bagian akhir cerita terkesan terburu-buru

Banyak penikmat film mungkin merasa tertipu kala membaca judul asli film ini. Fast & Furious Present: Hobbs & Shaw membuat kita mengira akan kembali melihat Dominic Toretto dan kawan-kawannya. Akan tetapi, di sini kita hanya akan menyaksikan petualangan Hobbs dan Deckard Shaw saja. Sebelum menikmati review film Hobbs & Shaw, kita simak sinopsisnya dulu yuk.

Sinopsis Hobbs & Shaw

Luke Hobbs (Dwayne Johnson) adalah mantan agen DSS, sedangkan Deckard Shaw (Jason Statham) merupakan mantan agen MI6. Kini, keduanya harus bekerja sama melacak seorang agen MI6 bernama Hattie yang melarikan supervirus bernama snowflake. Meski tidak saling menyukai, Hobbs dan Shaw harus menerima dan bekerja sama. Misi itu membuat keduanya terjebak dalam konflik yang lebih besar menghadapi sebuah organiasi canggih bernama Eteon.

Aksi nekad seorang agen wanita untuk mengamankan sebuah virus mempertemukannya dengan Brixton (Idris Elba) yang sangat tangguh. Hattie (Vanessa Kirby) berusaha melarikan diri dan bersembunyi dari Brixton. Namun, ia malah bertemu dengan Hobbs yang kemudian berhasil menangkapnya.

Sementara itu, Deckard yang menyusup ke dalam apartemen hattie harus berhadapan dengan anak buah Brixton. Situasi semakin kompleks ketika Deckard mengungkap jatidiri Hattie sebagai adik perempuannya. Brixton dan pasukan Eteon yang muncul untuk menangkap Hattie menemui kegagalan ketika Hobbs dan Deckard memutuskan untuk bekerja sama.

Akan tetapi, misi mantan dua agen hebat itu masih jauh dari berhasil. Pertama, mereka mendapati Hattie telah memasukkan racun snowflake ke dalam tubuhnya. Ia terancam akan mati saat virus tersebut mulai bereaksi. Kedua, Eteon telah memanipulasi setiap media masa sehingga Hobbs dan Deckard mendapatkan status sebagai buron.

Ulasan Hobbs & Shaw

Fast & Furious Present: Hobbs & Shaw ini merupakan sebuah spin-off yang menurut kami jauh lebih baik dari Tokyo Drift. Pasalnya, film ini benar-benar bersih dari intervensi dan bayang-bayang karakter Fast and Furious lainnya. Justru, kehadiran beberapa karakter lain membuat film ini seolah menawarkan sesuatu yang baru.

Penonton mungkin kecewa karena film ini hanya menceritakan kehidupan Hobbs dan Deckard, tetapi begitulah spin-off semestinya. Di sini, lagi-lagi Chris Morgan membuktikan keahliannya menulis skenario dan mengemas sebuah cerita. Ia berhasil mengembangkan karakter Luke Hobbs dan Deckard Shaw dengan sudut pandang yang benar-benar inovatif.

Sejak kedua karakter tersebut mulai memasuki cerita, aksi-aksi mereka menunjukkan perbedaan yang tegas. Baik dari segi karakter maupun peran masing-masing dalam cerita. Penggunaan split screen dalam sinematografi arahan David Leitch juga memperkuat porsi masing-masing karakter tersebut.

Bahkan, dalam beberapa adegan menjelang aksi, Leitch seakan menyulap sebuah ruangan bersekat menjadi splits screen alami. Kita bisa melihat ketika Hobbs dan Deckard menggunakan cara masing-masing untuk menghadapi pasukan dalam markas Eteon di Rusia.

Review Film Hobbs & Shaw: Agen Rahasia dan Prajurit Super

Memasukan sebuah organisasi tekno-teroris Eteon sebagai platform antagonis utama dalam film ini benar-benar langkah yang tepat. Karena, hal itulah yang menegaskan bahwa film ini benar-benar tidak memiliki hubungan langsung dengan Fast and Furious.

Kehadiran Brixton sebagai ujung tombak Eteon memiliki cukup banyak kemenarikan. Di sini, Brixton adalah rekan lama Deckard yang memiliki dendam sendiri terhadapnya. Dengan kecanggihan teknologi milik Eteon, Brixton seakan kembali dari kematian. Ia memiliki tubuh dan kemampuan yang baru. Peralatan yang menempel pada kostum, senjata, dan motornya terasa mengentalkan aroma prajurit-prajurit super yang biasanya hanya eksis di MCU.

Di samping itu, melalui aksi-aksi Hobbs dan Deckard, kita akan menemukan nuansa James Bond dan Jason Bourne. Akan tetapi, film ini lebih ramai dan lebih mengundang tawa. Keceriaan itu muncul akibat saling hujat antara dua karakter utamanya. Sekilas, kita mungkin akan menganggap humor yang mengiringi aksi-aksi ekstrem kedua tokoh tersebut tidak masuk akal. Namun, dari sudut pandang dunia hiburan, hal itu cukup berhasil.

Review Film Hobbs & Shaw: Dunia Lainnya dan Keluarga Lainnya

Sedikitnya, film ini memiliki dua sisi keluarga. Pertama, adalah keluarga Shaw yang terdiri dari Deckard, Hattie, dan Queenie Shaw. Kami tidak tahu di mana Owen Shaw berada, tetapi tiga tokoh tersebut telah cukup mewakili gambaran karakter keluarga Shaw yang seakan tidak bisa lari atau berhenti dari mencari masalah.

Dalam sebuah adegan singkat, Shaw sempat menunjukkan slogan keluarganya, yaitu tidak pernah menyerah. Sayangnya, ketika Deckard mengunjungi ibunya pada awal film, akan mudah untuk menebak siapa sebenarnya sosok adik perempuan Deckard yang dibicarakan.

Sementara itu, Hobbs dan keluarganya di Samoa memberikan suasana yang hampir bertolak belakang. Memang agak tidak masuk akal ketika orang-orang Samoa mampu memukul mundur pasukan Eteon berbekal kekuatan fisik dan alat seadanya. Namun, kehadiran tokoh Jonah Hobbs (Cliff Curtis) dengan segudang pengetahuan otodidaknya mengenai teknologi telah melunasinya. Sefina Hobbs (Lori Pelenise Tuisano) mengatakan bahwa orang-orang Samoa selalu mengatasi masalah. Kata-kata itu membuat permasalahannya benar-benar tuntas.

Di sisi lain, adegan ciuman antara Hattie dan Hobbs menimbulkan berbagai pertanyaan. Pertama, apakah putri Hobbs yang bernama Sam (Eliana Sua) akan memiliki ibu tiri? Kedua, apakah Queenie Shaw akan berbesan dengan Sefina Hobbs? Sepertinya, kita harus cukup bersabar menunggu jawaban dari dua pertanyaan tersebut. Karena, di akhir film kita sama sekali tidak akan menemukan apakah ciuman tersebut memiliki kelanjutan atau tidak.

Berbicara mengenai akhir film, kita hanya akan menemukan komunikasi antara Victor Locke dan Hobbs melalui telepon. Selain itu, komunikasi antara Hobbs dan Deckard yang juga melalui telepon. Kedua hal itu cukup mengaburkan apa yang menjadi isyarat dari open ending film ini sebenarnya.

Meski demikian, sesuai judulnya, kita harus cukup puas ketika Deckard membawa Hattie mengunjungi ibu mereka di penjara, sementara Hobbs mempertemukan Sam dengan nenek dan keluarga besarnya di Samoa.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *