Review Film James Bond - The World is Not Enough

Review Film James Bond – The World is Not Enough

  • Ide cerita
  • Plot
  • Karakter
  • Sinematografi
  • Timing
  • Efek Visual
  • Penataan Latar
  • Sound
  • Pesan Moral
  • Logika cerita
3.5/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: Michael Apted
  • Skenario: Neal Purvis & Robert Wade
  • Produser: Barbara Broccoli & Michael G. Wilson
  • Rilis: 19 November 1999
  • Durasi: 128 menit
  • Distribusi: Metro Goldwyn Mayer
Pros
  • Sinematografi yang solid
  • Efek visual yang bagus
  • Lokasi variatif dan menarik
  • Musik yang sangat mendukung
Cons
  • Beberapa adegan terlalu panjang
  • Plot yang cukup rumit

Baiklah, bahkan hingga saat ini, masih banyak yang membanding-bandingkan Pierce Brosnan dengan Sean Connery sebagai pemeran Bond. Namun, justru itulah yang membuat saya merasa tidak ada yang lebih dekat dengan karakter Bond selain Brosnan setelah Connery. Pasalnya, baik dari segi pembawaan maupun aks, keduanya memiliki performa yang mengesankan. Oke, langsung saja kita membicarakan Review Film James Bond – The World is Not Enough.  

Review Film James Bond – Ringkasan Cerita

The World Is Not Enough membuka ceritanya dengan aksi luar biasa. James Bond (Pierce Brosnan) berusaha untuk menggagalkan pencurian senjata nuklir di Spanyol. Namun, saat misi tersebut berlangsung, ia terluka oleh seorang perempuan misterius yang mencoba membunuhnya. Bond selamat dari serangan itu dan berhasil mengambil senjata nuklir yang dicuri.

Kemudian, Bond mendapatkan tugas baru yang lebih rumit. Ia harus melindungi Elektra King (Sophie Marceau), putri dari seorang pengusaha minyak terkenal yang telah meninggal, dan pemilik perusahaan minyak King Industries. Elektra pernah menjadi korban penculikan oleh seorang teroris bernama Renard (Robert Carlyle), seorang pria yang kebal terhadap rasa sakit karena luka di otaknya. Renard yang sebelumnya dicurigai telah tewas kini menampakkan diri beserta rencana jahatnya.

Selama penyelidikan, Bond mulai mencurigai bahwa Elektra mungkin memiliki peran yang lebih kompleks dalam rencana Renard daripada yang terlihat. Sementara itu, Bond bertemu dengan Christmas Jones (Denise Richards), seorang ahli pengebom nuklir yang mendapat tugas untuk membantunya dalam penyelidikan. Dia membantu Bond dalam upaya mereka untuk mengungkap konspirasi internasional yang melibatkan minyak dan kebijakan energi.

Selama perjalanan, Bond dan Christmas Jones menghadapi berbagai bahaya, termasuk pertempuran sengit, pengejaran, dan jebakan mematikan. Hubungan antara Bond dan Elektra semakin rumit, dan Bond harus mengandalkan naluri dan kecerdasannya untuk menavigasi intrik yang semakin dalam.

Review Film James Bond – Kelebihan Film 

Sinematografi yang Solid

Sinematografi dalam film ini layak mendapat acungan  jempol. Sutradara Michael Apted dan sinematografernya, Adrian Biddle, berhasil menciptakan tampilan visual yang mengesankan. Mereka menggunakan teknik-teknik sinematik yang cermat untuk menghadirkan aksi yang atraktif dan menarik mata. Adegan-adegan di berbagai lokasi dan pengambilan gambar di dalam gedung-gedung megah berhasil menimbulkan kesan dramatis. Selain itu, pencahayaan pada adegan di malam hari juga sangat tepat. Ini semua memberikan sentuhan estetika yang kuat pada film, menjadikannya salah satu yang terbaik dalam hal sinematografi dalam franchise Bond.

Efek Visual yang Bagus

Film ini menghadirkan efek visual yang mengesankan yang mendukung aksi yang sedang berlangsung. Adegan-adegan aksi, seperti ledakan dan pertempuran, menunjukkan rancangan yang dan cermat menggunakan efek khusus yang realistis. Contohnya adalah adegan di sungai Thames yang penuh dengan ledakan dan baku tembak yang sangat mengesankan.

Selain itu, ada juga adegan di balon udara, menuruni gunung dengan ski, dan di bawah laut, saat Bond menerobos masuk ke dalam kapal selam.Efek-efek ini tidak hanya memperkaya pengalaman visual, tetapi juga membantu menciptakan atmosfer ketegangan dan aksi yang diharapkan dari film James Bond.

Review Film James Bond – Kelebihan Film

Lokasi Variatif dan Menarik

Salah satu ciri khas film-film James Bond adalah penggunaan lokasi-lokasi yang eksotis dan menarik. Dan, The World Is Not Enough kembali memperlihatkan totalitasnya dalam hal ini. Film ini membawa penonton ke berbagai tempat yang berbeda, termasuk Istanbul, Baku, dan kota-kota Eropa lainnya. Lokasi-lokasi ini tidak hanya memberikan latar belakang visual yang indah, tetapi juga berperan penting dalam perkembangan cerita. 

Oke, tentu saja saya juga akan menyebutkan Museum Guggenheim di Bilbao, Spanyol, dan Millennium Dome di tepi Sungai Thames, yang menjadi landasan pendaratan setelah sebuah balon meledak. Juga tempat suci umat Hindu dengan api yang tak pernah padam. Bagaimana? Ah, mendadak saya ingin bepergian ke banyak tempat setelah menonton film ini.

Musik yang Sangat Mendukung

Garbage membawakan lagu berjudul “The World Is Not Enough” sebagai lagu tema film ini. Setelahnya, lagu ini pun menjadi salah satu lagu tema James Bond yang paling melekat di benak banyak orang. Pasalnya, lagu ini cocok dengan gaya film dan menciptakan atmosfer yang mendukung untuk aksi dan drama. Selain itu, seluruh skor musik film, yang merupakan hasil kerja keras David Arnold, memberikan pendukung yang kuat untuk adegan-adegan di dalamnya. Alunan musiknya tidak hanya menciptakan ketegangan yang diperlukan, tetapi meningkatkan emosi dalam setiap momen penting.

Review Film James Bond – Kelemahan Film

Beberapa Adegan Terlalu Panjang

Salah satu kelemahan film ini adalah adanya beberapa adegan yang sebagian kritikus dan penonton menganggapnya terlalu panjang. Terkadang, adegan-adegan tertentu, terutama dalam aksi atau pertempuran, tampaknya terlalu ditarik, yang dapat membuat beberapa penonton merasa bosan. Ini dapat mengganggu alur cerita dan mengurangi ketegangan yang seharusnya dibawa oleh aksi tersebut. Pengeditan yang lebih tajam dalam beberapa adegan mungkin akan membantu menjaga ritme film ini.

Plot yang Cukup Rumit

Meskipun plot yang rumit dapat menambah kedalaman cerita, beberapa penonton mungkin menganggap bahwa The World Is Not Enough memiliki plot yang terlalu kompleks. Penuhnya intrik dan kejutan bisa membingungkan penonton, terutama bagi mereka yang tidak akrab dengan film-film Bond sebelumnya. Ini bisa mengakibatkan penonton kehilangan pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam cerita dan mengapa karakter melakukan tindakan tertentu. Penjelasan yang lebih jelas atau pengembangan karakter yang lebih mendalam bisa membantu memudahkan pemahaman bagi penonton.

Namun, pengamat film lain menunjukkan pandangan yang berbeda mengenai kelemahan tersebut. Misalnya, Roger Ebert dari Chicago Sun-Times menyatakan bahwa semua elemen film ini tersusun dengan logis. Oleh karena itu, Michael Apted, Neal Purvis dan Robert Wade layak mendapat apresiasi atas usaha kerasnya merangkai potongan-potongan konflik dan solusinya dengan cukup rapi. Demikian review film James Bond kali ini – The World is Not Enough. 

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *