Jupiter Ascending merupakan film fiksi ilmiah yang rilis pada tahun 2015. Lana dan Andy Wachowski menulis skenario film berdurasi kurang lebih dua jam ini. Di samping itu, keluarga wachowski juga bertindak sebagai sutradara sekaligus produsernya. Dalam review film Jupiter Ascending ini, kita akan menemukan sudut pandang mengenai kehidupan dan manusia yang sama sekali berbeda.
Daftar Isi
Review Film Jupiter Ascending
Sinopsis Film Jupiter Ascending
Jupiter Jones (Mila Kunis) adalah seorang gadis yatim piatu berdarah Rusia. Ayahnya meninggal dalam sebuah peristiwa perampokan. Demi mengasuh dan membesarkannya, sang ibu memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke Amerika. Di Amerika, Jupiter dan ibunya tinggal bersama sanak saudara mereka yang lain. Seiring waktu berlalu, Jupiter tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik dan tangguh.
Di sisi lain, Jupiter sebenarnya tidak menyukai kehidupannya sehari-hari. Untuk menghidupi diri mereka, Jupiter dan ibunya harus bekerja sebagai asisten rumah tangga. Setiap harinya mereka akan berpindah-pindah dari satu rumah orang kaya ke rumah orang kaya lainnya sebagai petugas kebersihan. Akan tetapi, Jupiter berusaha bertahan demi mewujudkan mimpinya untuk membeli sebuah teleskop. Diam-diam, Jupiter memiliki ketertarikan dalam bidang astronomi.
Suatu ketika, Jupiter yang membutuhkan uang berniat menjual sel telurnya. Ia mendapatkan saran dari sepupunya untuk melakukan hal itu. Namun, ia tidak menyadari sekawanan alien telah menjebaknya di tempat penjualan sel telur itu. Untungnya, seorang pemburu bayaran antargalaksi bernama Caine (Chaning Tatum) menerobos masuk dan menyelamatkannya. Peristiwa yang mendebarkan bagi Jupiter itu hanyalah awal dari berbagao hal tak terduga yang akan dialaminya.
Sebenarnya, Caine hanya menjalankan pekerjaannya sebagai pemburu bayaran atas suruhan Titus Abrasax (Douglas Booth). Sayangnya, segerombolan alien menghancurkan pesawat milik Caine sebelum ia bisa mencapainya. Maka, Caine pun membawa Jupiter ke tempat seorang teman lamanya yang berada di bumi, yaitu Stinger (Sean Bean).
Di tempat Stinger, Jupiter mendapati sekawanan lebah mengerumuninya. Kawanan lebah tersebut tidak menyakitinya, tetapi justru mengikuti setiap gerakan yang ia lakukan. Stinger mengamati hal itu dan langsung mengenali Jupiter sebagai sosok yang mewarisi gen dari seorang ratu yang menguasai Bumi. Kemudian. Stinger menjelaskan dan menceritakan semua hal kepada Jupiter. Semua hal yang kemudian membuka mata Jupiter mengenai eksistensi manusia, Bumi, dan alam semesta yang sebenarnya.
Review Film Jupiter Ascending
Secara pribadi, saya ingin menambahkan label fantasi dalam genre film ini. Alasannya, setiap adegan yang muncul dan keseluruhan cerita film ini mengandung lebih banyak unsur yang fantastis. Betapa tidak, di sini, kita seolah baru membuka mata akan kemungkinan lain yang menjadi penyebab keberadaan manusia di Bumi. Meski hanya sebuah kisah, kami memastikan tidak akan ada yang tidak memikirkan betapa ramainya alam semesta yang ada di luar Bumi.
Bisnis Tingkat Semesta
Siapa yang akan menyangka bahwa manusia di Bumi hanyalah ternak. Setelah populasi manusia di bumi mencapai lebih dari batasnya, sosok manusia “yang sebenarnya” akan datang dan memanen kita semua. Benar, sebuah ide, konsep, atau mungkin pandangan yang sangat berbeda. Oleh karena itu, kami mengapresiasi film ini sebagai film dengan ide yang paling menyegarkan di banding yang lainnya.
Dari sekian banyak kemungkinan, Kami sungguh melewatkan hal yang sebenarnya telah umum. Namun, Wachowski bersaudara mampu mengangkat dan merealisasikan ide tersebut ke dalam cerita dan sebuah film. Itulah yang membuat Jupiter Ascending menjadi tontonan yang menyenangkan. Di sini, kita akan melihat bagaimana figur yang memiliki kekuasaan besar di antara penghuni alam semesta adalah para pengusaha.
Konsep keluarga Abrasax yang menjadi keluarga pengusaha paling kaya di alam semesta adalah hal yang unik. Uniknya, kekuasaan di sini berasal dari kekayaan, bukan kekuatan. Bahkan, saya tak bisa menahan godaan untuk memikirkan seandainya Thanos mengenal keluarga Abrasax. Mungkin, ia tidak akan repot-repot mengumpulkan infinity stone demi mewujudkan visinya.
Definisi Lain dari Reinkarnasi
Dalam bahasa Latin, reinkarnasi berarti lahir kembali atau kelahiran semula. Berdasarkan pengertian tersebut, kita memahami reinkarnasi sebagai pengulangan kehidupan dari segi fisik dan ruh. Kita tidak hanya terlahir dalam wujud fisik di kehidupan yang akan datang, tetapi juga memiliki ingatan kita di masa lalu.
Akan tetapi, konsep reinkarnasi dalam Jupiter Ascending tidak mencakup semua itu. Reinkarnasi berarti pewarisan gen dari seseorang yang telah meninggal kepada keturunannya yang lahir di masa yang akan datang. Sebuah adegan dan dialog antara Jupiter dan Kalique Abrasax (Tuppence Middleton) menyuratkan hal itu. Dengan demikian, keberadaan Jupiter yang mewarisi gen dari ibu Abrasax bersaudara pun menjadi jelas. ia hanya mewarisi gen, bukan ingatan atau pemikirannya.
Defnisi Lugas dari Waktu Adalah Uang
“Di duniamu, orang-orang terbiasa memperebutkan sumber daya… seperti minyak, atau mineral, atau tanah. Tetapi ketika Anda memiliki akses ke luasnya ruang, Anda menyadari hanya ada satu sumber daya yang layak diperebutkan … bahkan membunuh untuk: Lebih banyak waktu. Waktu adalah satu-satunya komoditas paling berharga di alam semesta.”
Ungkapan dari Kalique Abrasax itu merupakan penjelasan sederhana, tetapi lugas, dari konsep waktu adalah uang. Banyak di antara kita mungkin memikirkan hal yang berbeda mengenai konsep tersebut sebelum menonton film ini. Kita beranggapan bahwa setiap detik yang kita miliki adalah kesempatan untuk meraih kekayaan. Mungkin, pemikiran itulah yang menyebabkan pertikaian dalam umat manusia terus berulang.
Melalui review film Jupiter Ascending ini, kita dapat menyadari bahwa ada hal lain yang sama, bahkan mungkin lebih berharga daripada uang. Hal itu adalah waktu. Saat ini kita bertikai karena uang. Nanti, kita mungkin akan bertikai demi sesuatu yang bernama waktu. Di atas semua itu, kami sangat menyadari keberadaan kami sebagai makhluk fana. Maka, kami memilih untuk memanfaatkan setiap waktu yang kami masih miliki untuk terus berproses dan menjadi lebih baik lagi.