Sang Pemimpi merupakan novel kedua dari Andrea Hirata. Novel ini melanjutkan kisah Ikal setelah lulus dari anggota Laskar Pelangi. Masa-masa SMA yang penuh tawa dan air mata menjadi kekuatan utama dari novel ini. Maka, tanpa buang waktu lagi, mari kita simak sinopsis dan ulasan novel Sang Pemimpi.
Sinopsis dan Ulasan Novel
Sinopsis Novel Sang Pemimpi
Ikal dan ayahnya menjemput seorang anak yang masih kerabat jauh keluarga mereka. Anak itu bernama Arai. Ia adalah keturunan terakhir dari keluarganya dan mendapat sebutan Simpai Keramat. Rencananya, keluarga Ikal akan menampung Arai karena ia tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini. Dalam perjalanan pulang bersama sang ayah, Ikal menatap sepupu jauhnya itu dengan rasa sendu. Namun, di luar dugaan, Arai justru memutar balik segala logika sentimental itu. Ia menengadahkan tangannya, seakan menyambut segala tantangan yang akan ia hadapi nanti.
Table of Contents
Selain Arai, Ikal juga mengenal sosok bernama Jimbron. Sebagaimana Arai, Jimbron pun hidup sebatang kara. Ia berada dalam asuhan seorang Pendeta Geovanny yang masih keluarga dekatnya. Kegemarannya menonton televisi, khususnya film The Lone Ranger, membuat Jimbron memiliki obsesi pada kuda. Akan tetapi, Jimbron memiliki gaya bicara yang sulit alias gagap.
Petualangan Ikal bersama Arai dan Jimbron pun dimulai. Mereka harus berurusan dengan sosok-sosok religius, seperti Haji Safar, Taikong Hamim, dan Haji Hazani. Selain itu, mereka juga mendapatkan banyak pelajaran berharga dari sekolah yang mereka sebut dengan SMA Bukan Main. Ikal menemukan figur-figur guru dan metode pembelajaran yang sama sekali berbeda daripada sebelumnya. Mereka mendapatkan semangat yang tak akan pernah padam dari sosok Drs. Julian Ichsan Balia. Di sisi lain, mereka pun harus berhadapan dengan tangan besi Bapak Mustar M. Dja’idin, B.A.
Di tengah masa SMA yang merupakan masa yang paling indah, Ikal, Arai, dan Jimbron tak pernah melepaskan perjuangan mereka. Demi memenuhi kebutuhan hidup, mereka harus bekerja sebagai kuli panggul di pelabuhan. Meski demikian, romansa dan gejolak muda khas anak SMA membuat mereka tak segan menerbangkan mimpi-mimpi yang tinggi.
Di sini, Ikal melihat bagaimana sosok Arai mengajarkannya tentang arti menjalani hidup dengan berani. Bagaimana ia harus menjalani setiap langkah yang penuh liku dan duri demi menggapai mimpi.
Ulasan Novel Sang Pemimpi
Sementara tokoh-tokoh kita berjuang meraih mimpi, mari kita lanjutkan sinopsis dan ulasan novel sang pemimpi ini. Andrea berusaha mencoba membingkai sebuah kisah ala komik dalam novel keduanya ini. Kisah Ikal, Arai, dan Jimbron tak ubahnya cerita satu orang yang menjalani kehidupan remaja. Kehidupan yang penuh dengan gejolak dan masa-masa dilematis. Pemunculan karakter Arai dan Jimbron sendiri bukan merupakan sebuah kebetulan. Kami menemukan sentuhan simbolik di dalamnya.
Arai dan Jimbron sama-sama yatim piatu adalah satu hal. Namun, bagaimana karakter dasar dan pembawaan mereka dalam menjalani hidupnya merupakan hal yang lain lagi. Sementara itu, Ikal adalah sosok yang berada di tengah-tengah. Mungkin, sedikit berlebihan jika kami mengatakan bahwa dan Jimbron adalah kepribadian lain dari Ikal sendiri. Namun, pernahkah Anda mendapati dri anda sendiri sebagai sosok yang benar-benar utuh? Kami rasa tidak.
Dengan segala ketegaran, idelisme, dan visi yang ada pada dirinya, Arai adalah sosok yang layak menjadi idola. Di sisi lain, dengan segala kegagapan, rasa kurang percaya diri, dan obsesi berdasarkan sebuah film adalah bukti bahwa Jimbron akan terlupakan. Lalu, bagaimana dengan Ikal? Ikal adalah karakter yang sukses memerankan penyeimbang di antara keduanya. Ia punya nyali, tetapi ia selalu mendapat keberanian yang lebih nyata dalam diri Arai.
Ikal adalah sosok yang tidak banyak bicara, tetapi ia tak akan mampu membayangkan bagaimana jika dirinya gagap seperti Jimbron. Di sini, tokoh-tokoh kita mulai mengenal cinta, mengalami lekuk-liku persahabatan. Namun, tokoh-tokoh kita pun harus menghadapi tebing terjal nan tinggai dalam seragam SMA Bukan Main. Sistem yang tegas memaksa mereka semua harus belajar dengan keras. Mereka berani bermimpi, mereka pun harus berani memperjuangkannya.
Terbanglah Sang Pemimpi
Kami merasa judul terakhir itu cukup untuk menggambarkan seluruh kesan kami setelah membaca novel ini. Andrea menyuguhkan kepada kita tingkah-tingkah kocak anak SMA yang sukses mengundang tawa. Di sisi lain, ia pun menjungkalkan kita dalam perasaan sedih dan memancing air mata. Di tengah segala momen yang berserakan itu, beberapa karakter muncul dengan sentuhan yang kaya akan moral dan makna hidup.
Jika Zakiah Nurmala mewujudkan sisi romantis sekaligus tajamnya sebuah cinta, Laksmi meredakannya dengan senyum yang begitu indah. Di sini, kita akan mendapatkan sebuah ironi sebagai sarana untuk lebih mawas diri. Sebuah sentuhan lagi datang dari karakter ayah dari Ikal sendiri. Karakter yang ternyata jauh lebih tak banyak bicara dibandingkan Ikal. Namun, karakter itulah yang akhirnya menampar tokoh-tokoh kita, mengajarkan arti sebuah ketegaran sejati.
Andrea menampilkan apa yang ia sebut sebagai mosaik dalam novelnya kali ini dengan sangat baik. Ia menyusun kepingan-kepingan dengan sangat teliti. Membaca Sang Pemimpi, kita seolah memasuki dunia yang sepenuhnya lain dan berbeda dari sebelumnya. Bukan hanya perkara cerita, melainkan juga apa yang menjadi harapan kita sebagai pembaca. Beberapa di antara harapan kita mungkin tidak akan menemukan jawabannya. Namun, setiap kepingan dari novel ini akan membuat kita semakin menyadari arti dari pentingnya memiliki mimpi.
Demikianlah sinopsis dan ulasan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Sekuel dari Laskar Pelangi ini adalah jembatan yang penting bagi kita bila ingin lebih menikmati kisah Ikal selanjutnya.