The Mark of Athena - Sinopsis dan Review

The Mark of Athena – Sinopsis dan Review

  • Desain cover
  • Konsep cerita
  • Opening
  • Kekuatan deskripsi
  • Pembangunan karakter
  • Efektivitas dialog
  • Logika cerita
  • Kepuasan dalam penutup
3.7/5Overall Score
Specs
  • Judul: The Mark of Athena
  • Pengarang: Rick Riordan
  • Penerbit: Disney Book Group
  • Tahun terbit: 2012
  • Genre: Fantasi
  • Jumlah halaman: 586
Pros
  • Penyelarasan mitologi Yunani - Romawi
  • Aksi petualangan menegangkan
  • Humor dalam dialog
Cons
  • Beberapa bagian lambat
  • Plot semakin rumit
  • Ending yang menggigit

Ada banyak sekali cerita yang terus bersambung. The Mark of Athena merupakan salah satunya. Bagian ketiga dari seri The Heroes of Olympus ini meluncur ke pasaran pada tahun 2012. Sejujurnya, saya mencantumkan keterangan asli dari buku ini sekadar untuk menghindari kebingungan karena ada selisih yang cukup lama sejak edisi pertamanya terbit hingga masuk ke Indonesia. Kalau pembaca sekalian mengikuti kisah sebelumnya dalam The Son of Neptune, seri ini pasti akan membuat Anda semakin tertarik untuk mengikuti petualangan Percy jackson dan teman-temannya. 

The Mark of Athena – Sinopsis 

Enam bulan setelah peristiwa The Lost Hero, Leo Valdez telah membangun trireme terbang bernama Argo II. Ia bermaksud untuk menggunakannya dalam pencarian ke Yunani dan Roma untuk menghentikan kebangkitan Gaea. Leo, Jason Grace, Piper McLean, dan Annabeth Chase, tiba di Perkemahan Jupiter untuk bertemu dengan Percy Jackson, Frank Zhang dan Hazel Levesque. 

Praetor Perkemahan Jupiter, Reyna, memberi tahu Annabeth bahwa untuk menyatukan para demigod Yunani dan Romawi melawan Gaea, mereka harus merebut kembali Athena Parthenos, patung Athena raksasa yang dicuri oleh bangsa Romawi dari Yunani pada zaman dahulu. Sebab, yang dapat mengambil patung tersebut hanyalah anak Athena dan harus melalui bantuan Tanda Athena.  

Maka, ketujuh demigod tersebut pun meninggalkan perkemahan Jupiter menuju Great Salt Lake. Berawal dari tempat tersebut, Percy dan kawan-kawannya pun memulai perjalanan mereka yang penuh dengan bahaya. Setiap saat, mereka harus menghadapi tantangan dan memecahkan berbagai permasalahan yang bisa mengancam nyawa dan menggagalkan misi mereka. Pastinya, semua gangguan dan halangan tersebut merupakan perbuatan dari Gaea. 

Sepanjang perjalanan itu pula, ketujuh demigod tersebut harus mengalami konflik antara sesama mereka. Bahkan, mereka pun harus memilih untuk berpisah jalan karena harus membagi tugas demi mewujudkan keberhasilan misi mereka. Sampai di sini, saya sungguh merasa sulit untuk melawan godaan menceritakan alur novel ini. Namun, percayalah bahwa Anda akan semakin menikmatinya jika membacanya sendiri. Oke, untuk meredam godaan spoiler tersebut, lebih baik jika kita membahas sedikit tentang beberapa bagian dalam buku ini.  

The Mark of Athena – Ulasan

Penyelarasan Mitologi Yunani-Romawi

Saya sungguh tidak menduga The Mark of Athena adalah mampu menyelaraskan mitologi Yunani dan Romawi dengan sangat baik. Dalam dunia Rick Riordan, dewa-dewi Yunani dan Romawi adalah entitas yang berbeda, dan novel ini menggambarkan konflik antara kedua dunia dewa tersebut. Pastinya, hal ini memberikan khazanah tambahan pada cerita karena karakter-karakter harus memahami perbedaan antara dewa-dewi Yunani dan Romawi serta cara berinteraksi dengan mereka. 

Penyelarasan mitologi ini memungkinkan kita untuk belajar lebih banyak tentang mitologi klasik sambil menikmati cerita yang menarik dan relevan. Di samping itu, Om Rick selalu menemukan cara yang unik untuk mendeskripsikan karakter, wujud, hingga bagaimana para dewa tersebut mengalami konflik internal dalam diri mereka masing-masing. 

Aksi Petualangan Menegangkan

Dengan adanya Percy saja, novel ini sudah memiliki keseruan. Kini, dengan tambahan karakter yang sebelumnya muncul dalam The Lost Hero, novel ini menjadi penuh dengan aksi dan petualangan yang menegangkan. Tujuh demigod  harus menghadapi berbagai bahaya dan rintangan sepanjang perjalanan mereka, mulai dari pertarungan melawan monster mitologi hingga konfrontasi dengan musuh-musuh yang kuat. Dalam setiap langkahnya mereka menemukan dan harus menghadapi ketegangan dan bahaya yang membuat pembaca terus terlibat dalam cerita. Keadaan yang serba sulit dan konflik yang intens menjadikan novel ini sangat memikat bagi mereka yang mencari petualangan yang mendebarkan.

The Mark of Athena – Ulasan

Humor dalam Dialog

Bayangkan bagaimana jadinya jika Percy bertemu dengan Leo. Satu orang pada dasarnya memang suka berbicara, sedangkan yang satu lagi kerap menceploskan celetukan-celetukan yang lucu. Ah, saya bahkan masih tertawa saat menuliskan hal ini. Singkatnya, dialog dalam novel ini seringkali lucu dan menggelitik. Selain Leo dan Percy, karakter-karakternya juga memiliki kepribadian yang kuat, dan humor mereka seringkali muncul dalam interaksi mereka. Tentunya, hal ini tidak hanya menghibur pembaca, tetapi juga membuat karakter-karakter terasa lebih nyata dan dapat membuat pembaca lebih terhubung dengan mereka. Humor dalam dialog memberikan keseimbangan yang baik antara momen-momen tegang dalam cerita.

Beberapa Bagian Lambat

Salah satu kelemahan novel “The Mark of Athena” adalah adanya beberapa bagian yang terasa lambat dalam alur cerita. Dengan plot yang kompleks dan banyak karakter yang terlibat, ada beberapa titik di mana cerita mungkin merasa seperti berjalan dengan tempo yang lebih lambat. Bagian-bagian ini dapat membuat pembaca merasa kehilangan momentum yang ada sebelumnya dalam petualangan, dan beberapa pembaca mungkin mengharapkan cerita bergerak lebih cepat. Sebenarnya, hal ini merupakan konsekuensi dari sekian banyak karakter yang muncul. Di samping itu, dalam seri The Heroes of Olympus ini, Om Rick semakin banyak mempertemukan karakter-karakter utama. Pastinya, membutuhkan ruang yang lebih besar untuk menampung kisah dan perkembangan setiap tokohnya. 

The Mark of Athena – Ulasan

Plot Semakin Rumit

Seri “The Heroes of Olympus” memiliki  plot yang semakin rumit seiring berjalannya cerita. Bagi beberapa pembaca yang mencari tantangan dan ketegangan tambahan dalam cerita, hal ini mungkin menjadi sebuah kelebihan. Namun, bagi sebagian pembaca, kompleksitas plot mungkin menjadi kelemahan. Plot yang rumit bisa membuat beberapa pembaca merasa kewalahan atau kesulitan mengikuti semua lapisan cerita, karakter, dan intrik mitologi yang terlibat. Alasannya, semakin banyak tokoh yang memiliki keterlibatan dalam peran dan porsi cerita, kita pun membutuhkan semakin banyak informasi untuk tetap terhubung dengan jalan cerita utamanya 

Ending Sangat Menggigit

Sebenarnya, saya enggan menjelaskan bagian ini, tetapi saya sungguh tak bisa menahan godaan untuk menuliskannya. Sebab, poin ini bisa menjadi kelemahan maupun kelebihan dalam sebuah cerita. Tentunya, hal itu juga bergantung pada preferensi pembaca. Ending The Mark of Athena memang dapat menimbulkan ketegangan karena sifatnya yang menggantung.

Jika Anda belum mengenal dengan baik karya-karya Om Rick lainnya, Anda pasti akan menggertakkan gigi sambil berharap ada halaman tambahan setelah akhir buku. . Namun, di sisi lain, Om Rick pastinya merancang ending yang menggigit ini untuk memicu minat pembaca dan mendorong kita untuk membaca buku berikutnya dalam seri The Heroes of Olympus.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *