Mungkin, Percy pernah membayangkan dirinya menjadi sosok yang hebat dan menyelamatkan dunia. Mungkin, ia pernah bermimpi menjadi seseorang yang berjuang sebuah peperangan. Oh, saya hanya menduga semua itu karena seingat saya, dari keseluruhan seri Percy Jackson and The Olympians Om Rick tidak pernah menggambarkan hal itu. Namun, kini Percy benar-benar menghadapi sebuah perang besar yang memungkinkannya untuk menjadi seorang pahlawan. Penasaran? Silakan menikmati ulasan novel Percy Jackson – The last Olympian.
Daftar Isi
Ulasan Novel Percy Jackson – Sinopsis The Last Olympian
Beckendorf dari pondok Hephaestus menginterupsi liburan Percy dan Rachel di pesisir selatan. Kehadiran Beckendorf itu menandakan kalau Percy harus segera menyudahi liburannya. Keduanya berangkat untuk menyerang kapal Luke, The Princess Andromeda. Sayangnya, Kronos yang berada di tubuh fana Luke menggagalkan serangan itu dan menyebabkan Beckendorf terbunuh dalam ledakan.
Percy terbangun di istana bawah air ayahnya, Poseidon, yang tengah mendapat serangan dari Titan Oceanus. Percy ingin membantu melawan, tapi Poseidon mengirimkan Percy kembali ke Perkemahan Blasteran untuk mendengarkan ” Ramalan Besar “. Sesampai di sana, Percy mendapat informasi bahwa para Olympian sedang melawan Typhon, monster raksasa andalan Kronos yang berwujud badai besar.
Malam berikutnya, Percy berangkat bersama Nico di Angelo turun ke Dunia Bawah untuk mandi di Sungai Styx dan menerima kutukan Achilles. Hal ini justru menjadi awal kekacauan yang sebenarnya, mulai dari pengkhianatan Nico, kekeraskepalaan para dewa, hingga kacaunya pertempuran di Olympus yang membuat Annabeth terluka parah. Namun, Percy menolak untuk menyerah dan menghubungi ayahnya untuk meminta bantuan dalam perang melawan Typhon.
Percy dan teman-temannya kembali berusaha mempertahankan Gunung Olympus. Sayangnya, Kronos memiliki kekuatan yang di luar perkiraan karena meskipun Hades tiba bersama Nico dan pasukannya untuk membantu, Olympus masih bisa kebobolan hingga Percy pun bertarung secara langsung melawan Kronos. Dapatkah Percy memenangkan pertarungan itu?
Ulasan Novel Percy Jackson – Kelebihan Novel The Last Olympian
Aksi dan Ketegangan Intens
Novel ini memenuhi ekspektasi pembaca yang mencari aksi dan ketegangan. Pertempuran epik antara pasukan Titan dan pasukan Olympus sangat menggugah dengan strategi pertempuran, kekuatan dewa, dan keterampilan para demigod. Om Rick benar-benar berhasil menggambarkan pertempuran yang membuat pembaca merasa terlibat dalam setiap konflik. Mereka merasakan tekanan, kekhawatiran, dan harapan karakter-karakter saat berjuang untuk melindungi Olimpus dan dunia manusia dari ancaman Titan.
Di samping itu, dalam peperangan tersebut, kita pun akan mendapatkan peleburan dari berbagai intrik dan permasalahan yang telah muncul sejak novel pertamanya. Seolah, Anda melihat kekacauan yang sempat mereda, tetapi kemudian membesar kembali dan menjadi lebih besar lagi.
Keunikan dalam Ramalan
Kini, mari kita memperhatikan sedikit tentang ramalan. Ramalan, yang menjadi fokus cerita memberikan lapisan tambahan pada plot. Om Rick seolah menjadikan ramalan-ramalan ini sebagai jembatan yang menghubungkan semua elemen cerita. Sejak buku pertamanya, ramalan terus muncul dan seakan-akan menjadi puzzle. Kemudian, ramalan-ramalan itulah yang menjelmakan plot twist di sana-sini, sekaligus mengumpulkannya dalam sebuah perang besar.
Di sisi lain, ramalan tersebut juga menciptakan dilema moral yang mendalam bagi karakter-karakter utama, khususnya Percy Jackson. Ketidakpastian mengenai bagaimana ramalan dan keputusan Percy akan memengaruhi nasib Olympus mempertahankan ketegangan cerita hingga akhir. Pastinya, hal ini menambah dimensi filosofis dan etis yang mendalam dalam cerita.
Humor yang Selalu Menyegarkan
Humor dalam novel ini adalah salah satu elemen yang membuatnya begitu menyenangkan. Walaupun dunia Percy Jackson penuh dengan bahaya dan konflik, karakter-karakternya sering melontarkan humor atau tanpa sengaja berada dalam kondisi dan situasi yang mengundang tawa. Uniknya, lelucon dan humor-humor ini memberikan keseimbangan yang baik dalam cerita. Melalui elemen ini, Om Rick berhasil menghilangkan kekakuan dan ketegangan di tengah pertempuran serius. Ini juga membuat karakter-karakter terasa lebih manusiawi dan mudah didekati oleh pembaca.
Bumbu Romansa yang Pas
Nah, jangan lupa bahwa saya sempat mengingatkan Anda dalam tulisan terdahulu mengenai hal ini. Hubungan antara Percy dan Annabeth adalah elemen romantis dalam cerita. Om Rick menyajikan bagian ini dan mengemasnya dengan sangat alami hingga tumbuh seiring perkembangan karakter. Oh, tentu saja hal ini tidak menggantikan fokus pada pertempuran atau mengalihkan perhatian kita dari plot utama. Namun, romansa ini memberikan kedalaman emosional kepada karakter-karakter utama, khususnya Percy dan Annabeth. Kita pun dapat merasakan koneksi yang tumbuh di antara mereka itu seiring berjalannya waktu.
Ulasan Novel Percy Jackson – Kelemahan Novel The Last Olympian
Pola Cerita Terprediksi
Meskipun novel ini memiliki banyak elemen yang memikat, saya merasa pola ceritanya masih dapat terprediksi. Alasannya, ada semacam struktur naratif yang umum dalam kisah pahlawan dan juga beberapa elemen yang umum dalam genre fantasi dan petualangan. Dan, saya belum melihat Om Rick beraksi untuk membuat pola yang cukup berbeda.
Di samping itu, dalam genre seperti ini, kita biasanya akan mengharapkan hal atau tahapan tertentu, seperti perang besar sebagai puncak acara. Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana perjuangan karakter utama yang mengarah pada pengorbanan. Oleh karena itu, beberapa pembaca yang lebih lama mengakrabkan diri dengan genre ini mungkin bisa memprediksi beberapa aspek plot.
Adegan Pertarungan yang Kompleks
Saya sangat menikmati deskripsi Om Rick yang begitu detail tentang pertempuran dan taktik yang digunakan. Akan tetapi, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa adegan perang dan beberapa pertarungan terkadang terlalu kompleks. Deskripsi yang terlalu panjang tentang strategi dan tindakan dalam pertempuran tertentu bisa membuat beberapa pembaca merasa terlalu terperinci atau kewalahan.
Singkatnya, hal ini dapat mengurangi kelancaran cerita dan membuat beberapa bagian terasa terlalu teknis atau membingungkan bagi pembaca yang tidak terlalu akrab dengan mitologi Yunani atau gaya penceritaan yang deskriptif.
Ending Terbuka
Walaupun cukup memuaskan, sebagian pembaca mungkin merasa bahwa ending cerita ini terlalu terbuka. Sebabnya, di antara prosesi pemberian hadiah dan kejutan dari Percy sendiri, sebuah tuturan meniupkan informasi bahwa Kronos tidak mati. Wow, bukankah itu berarti kisah ini memiliki potensi untuk berkembang atau berlanjut lagi? Selain itu, beberapa pertanyaan yang belum terjawab atau plot sisa yang belum terselesaikan pun memiliki kesempatan untuk muncul kembali ke permukaan. Sejujurnya, saya merasa hal ini menyenangkan, tetapi sebagian pembaca mungkin akan merasa kurang puas dengan akhir demikian.
Bagaimana dengan Percy dan Annabeth? Apakah mereka berdua akan menikah? Entahlah, tetapi ketika saya membuat tulisan ini, keduanya sedang berkencan. Demikian ulasan novel Percy Jackson – The Last Olympian. Semoga bermanfaat.