review film first blood

Review Film First Blood: Asal Mula Legenda John Rambo

Siapa yang tidak mengenal John Rambo? Bahkan, pada masa kini kita masih banyak menemukan pembicaraan mengenai Rambo dan kisah-kisahnya dalam film. Alhasil, film yang menjadi ikon pada tahun 80-an ini pun memiliki status yang tak kalah dengan pemeran utamanya sendiri, yaitu Sylvester Stallone. So, mari menelusuri petualangan John Rambo dalam Review Film First Blood: Asal Mula Legenda John Rambo

Sinopsis Film First Blood

John Rambo menyusuri jalanan di kota Hope dengan pakaian yang lusuh dan berjalan kaki. Namun, Sheriff Teasle tidak menyukai kehadiran Rambo. Maka, ia pun membawanya ke perbatasan kota, tetapi Rambo bersikukuh untuk kembali ke kota sehingga Teasle menangkapnya.

Berikutnya, Rambo menerima tekanan dari para polisi yang memicu traumanya terhadap masa-masa perang Vietnam. Maka, ia pun melarikan diri ke hutan dan mengakibatkan para sheriff di kota itu memburunya. Sayangnya, para sherif tersebut membuat keputusan yang salah karena di hutan, Rambo justru membuat mereka semua kewalahan. Bahkan, Rambo sampai membunuh salah satu sheriff yang ada walaupun hal itu bisa dikatakan sebagai insiden.

Kemudian, Kolonel Trautman tiba dan berusaha menenangkan kedua pihak. Akan tetapi, baik Rambo maupun Teasle menolak. Singkatnya, Garda Nasional pun sampai turun tangan. Mereka sempat memojokkan Rambo di gua bekas tambang, tetapi sang veteran itu berhasil selamat. Lalu, Rambo membajak sebuah truk berisi amunisi, mencuri senapan mesin, dan membuat kekacauan di kota.

Setelah melalui serangkaian aksi tembak-menembak, Rambo berhasil memojokkan Teasle. Sayangnya, saat rambo hendak membunuh Reasle, Trautman muncul dan meyakinkan Rambo agar ia bersedia menyerahkan diri.

Kelebihan Film First Blood

Aksi yang Mengagumkan pada Masanya

Pada tahun 1982, “First Blood” sungguh menyuguhkan adegan aksi yang sangat mengagumkan dan inovatif. Film ini menampilkan aksi-aksi eksplosif, perburuan melalui hutan, dan pertarungan fisik yang seru. Meski mendapat arahan yang baik dan menggunakan efek khusus yang canggih pada masanya, film ini memperlihatkan aksi-aksi yang terasa realistis. Kecepatan dan intensitas aksi dalam film ini telah berhasil menarik perhatian penonton, menjadikannya sebagai film aksi yang revolusioner pada zamannya.

Penjiwaan Aktor Pemeran Utama yang Luar Biasa

Pastinya, salah satu kunci keberhasilan “First Blood” adalah Sylvester Stallone.  Stallone, yang memerankan karakter John Rambo menampilkan akting yang luar biasa. Penjiwaan dan Totalitasnya dalam menghidupkan karakter Rambo memberikan dimensi emosional yang mendalam pada film ini.

Bayangkan, siapa yang tidak merasa iba ketika melihat kali pertama kemunculannya. Namun, beberapa waktu kemudian, sosok yang membuat kita iba tersebut justru menjelma menjadi sangat mengerikan di dalam hutan. Artinya, akting Stallone membuat penonton dapat merasakan penderitaan dan perjuangan yang dialami oleh karakter Rambo sehingga mereka pun merasa lebih terhubung dengan cerita.

Latar Belakang Sejarah yang Proporsional

First Bood mengambil latar belakang pada periode pascaperang Vietnam. Saat itu, veteran perang sering mengalami kesulitan beradaptasi untuk kembali ke masyarakat. Sebabnya adalah kebanyakan dari para veteran itu mendapatkan pengalaman traumatis saat mereka berada di medan perang.

Film ini berhasil menggambarkan suasana dan perasaan masyarakat terhadap veteran perang pada waktu itu. namun, Latar belakang sejarah yang kuat tersebut seakan memiliki tempatnya yang pas dan proporsional. Dengan demikian, hal ini tidak sampai mengaburkan jalan cerita film. Bahkan, ini justru semakin memberikan kedalaman pada karakter Rambo dan menyentuh tema-tema sosial yang relevan.

Pelopor Ide Cerita One Man Army

Sebelumnya, mari mengingat film-film lain seperti John Matrix (Arnold Schwarzenegger) dalam “Commando” (1985), Jack Reacher (Tom Cruise) dalam “Jack Reacher” (2012), hingga Robert McCall (Denzel Washington) dalam “The Equalizer” (2014). Film-film dengan satu orang yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan satu batalion seoraang diri.

Maka, tak berlebihan jika kita menobatkan “First Blood” menjadi pelopor ide cerita dari film-film tersebut. Di sini, Rambo menghadapi tantangan besar sendirian, tetapi dengan keterampilan serta kekuatan luar biasa mampu mengatasi lawan-lawannya. Konsep ini memberikan daya tarik tersendiri bagi penonton, karena mereka dapat mengikuti perjalanan pahlawan tunggal yang menghadapi rintangan-rintangan ekstrem dengan keberanian dan kecerdikan.

Kelemahan Film First Blood

Pastinya, selain memiliki kelebihan, sebuah film juga memiliki kelemahan. Maka, mari kita melanjutkan review film First Blood ini dengan mengungkap beberapa kelemahan di dalamnya

Transisi Adegan Kurang Natural

Beberapa transisi antara adegan dalam film terasa kurang alami dan terkadang terasa kasar. Hal ini dapat mengganggu alur cerita dan merusak kenyamanan penonton. Transisi yang kurang halus ini dapat membuat penonton kehilangan fokus atau kesulitan mengikuti perkembangan cerita.

Adegan Perkelahian Terlihat Kurang Rapi

Meskipun aksi dalam film ini dianggap mengagumkan pada masanya, beberapa adegan perkelahian tampak kurang terkoordinasi atau tidak begitu rapi. Kita bisa menemukan salah satu contohnya pada adegan perkelahian di kantor polisi.  Pada beberapa momen, gerakan dan koreografi perkelahian terlihat sedikit kacau atau tidak begitu realistis. Bisa saja, hal ini dapat mengurangi dampak dramatis dari adegan-adegan tersebut dan mempengaruhi kesan umum penonton terhadap film.

Ketegangan Menuju Arah Horor

Salah satu kritik terhadap “First Blood” adalah ketegangannya yang dalam beberapa kesempatan cukup mengandung elemen terlihat lebih horor ketimbang tegang. contohnya, seperti saat Rambo bersembunyi di dalam terowongan bawah tanah. Hal ini dapat membuat beberapa penonton yang lebih sensitif merasa tidak nyaman atau terganggu oleh nuansa yang tiba-tiba berubah.

Karakterisasi yang Terbatas

Meskipun karakter John Rambo memiliki dimensi emosional yang mendalam, karakterisasi beberapa karakter pendukung terasa cukup terbatas. Beberapa karakter mungkin hanya muncul sebentar tanpa penjelasan yang memadai tentang latar belakang atau motivasi mereka. Hal ini dapat membuat hubungan antara penonton dan karakter-karakter tersebut menjadi kurang kuat.

Oke, demikian review film First Blood ini. Tentunya, banyak hal yang hingga kini membuat film ini masih menjadi film terbaik. Sayangnya, sehubungan dengan ruang yang cukup terbatas, saya harus memohon pamit kepada pembaca sekalian. Terima kasih, semoga bermanfaat, dan sampai jumpa.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *