Sinopsis Film Fast Five
Film Fast Five mengawali ceritanya dengan menampilkan Dominic Toretto yang akan menjalani hukuman penahanan di penjara Lompoc. Bersama tahanan-tahanan lainnya, Dom menaiki sebuah bus yang akan mengantar mereka ke penjara yang menjadi tujuannya. Namun, di tengah perjalanan, beberapa mobil menguntit bus yang berisi para tahanan tersebut. Mia, Brian, bersama rekan Dom lainnya menyerang bus tahanan tersebut hingga terbalik.
Dom yang sadar teman-teman dan adiknya itu datang untuk membebaskannya pun berhasil melarikan diri. Akibat insiden tersebut, Dominic, Mia, dan Brian menyandang status sebagai buron. Mereka pun berpencar dan melarikan diri dari kejaran aparat keamanan. Mia dan Brian menuju ke Rio de Janeiro dan bertemu kembali dengan Vince. Vince yang dulu tergila-gila dengan Mia kini telah memiliki istri dan seorang anak.
Table of Contents
Menjadi Buruan Berbagai Pihak
Dalam suatu kesempatan setelah makan bersama, Vince mengajak Brian dan Mia untuk melakukan sebuah pekerjaan, yaitu merampok mobil di sebuah gerbong kereta api. Saat menjalankan aksi itu, mereka bertemu kembali dengan Dom. Akan tetapi, perampokan tersebut tidak berjalan mulus. Dom dan Brian terlibat konflik dengan sebuah kelompok yang membuat mereka harus berurusan dengan seorang pengusaha, bandar narkoba, sekaligus bos besar kriminal yang bernama Herman Reyes.
Di sisi lain, seorang agen DSS (Diplomatic Security Services) bernama Luke Hobbs tiba di Rio. Luke dan timnya mendapat misi untuk menangkap Dom dan teman-temannya yang menjadi buron. Dalam melakukan pekerjaannya, Hobbs mendapat bantuan seorang polisi lokal bernama Elena Neves. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menemukan dan menyerbu tempat persembunyian Dom. Sayangnya, anak-anak buah Reyes lebih dulu tiba di tempat tersebut. Maka, baku tembak dan aksi kejar-mengejar antara tiga kubu pun terjadi.
Melawan Balik
Dom dan teman-temannya berhasil melarikan diri dari Hobbs dan anak buah Reyes. Kondisi Mia yang sedang mengandung anak dari Brian, serta nasihat dari Brian sendiri menyadarkan Dom bahwa mereka telah cukup lama berlari. Kini, saatnya bagi mereka untuk menghadapi siapa pun yang mereka hadapi. Dom pun berencana merampok seluruh uang milik Reyes dan memakainya untuk memulai hidup baru.
Dom dan Brian pun mulai mengumpulkan rekan-rekan mereka dari seluruh penjuru dunia dan membentuk sebuah tim. Tidak lama kemudian, Han, Gisele, Roman, Tej, serta si duo Leo dan Santos pun berkumpul bersama mereka. Kehadiran Vince yang telah menyelamatkan Mia dari anak buah reyes melengkapi tim tersebut.
Brian dan Dom menerima Vince dengan tangan terbuka dan melupakan semua masalah di antara mereka. Namun, aksi Dom dan timnya tidak berjalan mulus karena mereka juga menjadi incaran bagi Hobbs dan tim DSS yang juga terkenal ketangguhannya.
Ulasan Film Fast Five
Sejak menyutradarai The fast and The Furious: Tokyo Drift yang filmnya memasuki pasaran pada tahun 2006, Justin Lin perlahan memasukkan kandungan baru ke dalam cerita film action ini. Tanpa mengubah genrenya, Lin menggeser pola pikir balapan liar yang semula mendominasi film ini menjadi gagasan tentang heist. Namun, penonton tidak perlu mengkhawatirkan akan kehilangan panorama berupa mobil-mobil mewah dengan aksi balap jalanan dan cewek-cewek seksinya.
Hal itulah yang membuat film Fast Five ini menjadi film terbaik di antara franchise Fast and Furious lainnya. Di sini, Justin Lin sukses mengombinasikan adegan-adegan aksi, balap mobil, dan intrik antar berbagai golongan tanpa mengesampingkan perkembangan masing-masing karakternya.
Pengembangan Karakter yang Proporsional
Kita simak saja bagaimana Brian O’Conner (Paul Walker) yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari FBI dan membebaskan Dom. Salah besar bila kita mengasumsikan keputusan Brian itu semata karena cinta dan perasaannya kepada Mia telah membutakannya. Brian memiliki alasan yang kuat selain itu, yaitu kekecewaannya terhadap sistem pengadilan dan penegakan hukum yang tidak memberikan ruang bagi jasa seseorang. Mungkin, bagi Brian, hukum telah menjadi benar-benar buta.
Selain itu, kita akan melihat bagaimana Dominic Toretto (Vin Diesel) kembali menjadi tokoh sentral dalam cerota ini. Memang, sejak The Fast and The Furious, kita hanya mengetahui sekelumit dari kisah masa lalu Dom, bahkan hingga sekuelnya yang berjudul Fast Five ini. Meski demikian, Chris Morgan sebagai penulis cerita mampu menggambarkan kekuatan karakter Dom tanpa masalah yang selalu terkait dengan masalah di masa lalunya itu.
Melalui munculnya kembali tokoh Han (Sung kang), Lin seakan tengah menyiapkan plot twist tersendiri berkenaan dengan karakter asal Asia tersebut. Kehadiran kembali Roman Pearce (Tyrese Gibson), Tej Parker (Ludacris), Gisele Harabo (Gal Gadot), Tego Leo (Tego Calderón) dan Rico Santos (Don Omar) pun menegaskan apa yang menjadi visi dari Justin Lin dengan pergeseran gagasan dasar dari film ini.
Uniknya, Lin mampu memaksimalkan masing-masing peran dari karakter tersebut tanpa mengurangi porsi dari karakter utamanya. Misalnya, karakter Giselle akan selalu membuat kita terkesan dan selalu menantikan aksinya dalam tim Dom kembali. Padahal, hampir sepanjang Fast Five, tidak seorang pun yang menyebutkan nama Giselle dalam dialognya.
This is Brazil!
Dom mengucapkan kalimat itu ketika Hobbs dan tim DSS-nya datang untuk menggerebeknya dalam salah satu adegan film. Di sini, kita melihat bagaimana Hobbs terpaksa mundur demi keselamatan anak buahnya sekaligus menghindari kontak senjata dengan pihak yang tidak terkait secara langsung dengan targetnya.
Melalui adegan tersebut, Lin telah berhasil merangkum kultur jalanan di Brazil yang dalam beberapa hal lebih memiliki peranan ketimbang aparat kepolisian atau petugas keamanan lainnya. Kemudian, kita akan menemukan berbagai adegan yang tidak terduga, seperti aksi pembobolan paksa sebuah brankas menggunakan rantai dan mobil; kejar-kejaran di jalanan Brazil sambil menyeret brankas raksasa tersebut; hingga menggunakannya sebagai senjata sakti untuk menggilas mobil-mobil polisi dan pengejar lainnya.
Sayangnya, gambaran karakter Herman Reyes sebagai orang yang memiliki kekuasaan melebihi pemerintah di kota tersebut cenderung lebih parlente sehingga kurang memiliki kesan yang sadis sebagaimana para gembong narkoba asal Amerika Latin biasanya. Meski demikian, hal itu tidak akan mengurangi kecepatan detak jantung kita saat menyaksikan berbagai aksi Dom dan teman-temannya dalam film ini.