Film Die Hard IV: Live Free or Die Hard

Film Die Hard IV: Live Free or Die Hard

  • Ide Cerita
  • Sinematografi
  • Akting pemeran
  • Latar
  • Musik
4.1/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: Len Wiseman
  • Skenario: Mark Bomback, David Marconi, John Carlin, Rodherick Thorp
  • Rilis: 27 Juni 2007
  • Genre: action, thriller
  • Distributor: 20th Century Fox
Pros
  • Suguhan teknologi canggih
  • Ide cerita fresh
  • Akting tokoh utama tetap prima
  • Aksi beladiri lebih seru
Cons
  • Beberapa adegan agak berlebihan
  • Celah dalam plot
  • Stagnasi dalam kehidupan tokoh utama

Sebenarnya, Live Free or Die Hard inilah yang membuat saya tertarik untuk mengikuti kisah John McClane dalam prekuel-prekuelnya. Pasalnya, saya merasa sangat terkesan dengan performa Bruce Willis yang sangat Amerika dalam film ini. Bahkan, ungkapan jam analog pada era digital yang melekat pada McClane pun menjadi inspirasi bagi segenap idealisme yang saya usung hingga saat ini. Baiklah, tak perlu berlama-lama, selamat menikmati sepak terjang seorang John McClane dalam Film Die Hard IV: Live Free or Die Hard.

Sinopsis Film Die Hard IV

John McClane (Bruce Willis), seorang polisi dengan gaya khasnya yang keras dan tidak kenal takut harus menghadapi ancaman teror baru yang melibatkan dunia maya dan teknologi canggih. Seorang hacker jenius bernama Matthew “Matt” Farrell (Justin Long) secara tidak sengaja menemukan celah keamanan dalam sistem komputer yang mengendalikan infrastruktur negara.

Di sisi lain, Thomas Gabriel (Timothy Olyphant), memimpin sebuah kelompok teroris siber yang memanfaatkan celah ini untuk meretas sistem dan mengakibatkan kekacauan di seluruh Amerika Serikat. Mereka menghentikan sistem transportasi, mematikan komunikasi, bahkan mengancam sistem keuangan.

McClane mendapat tugas untuk memanggil dan melindungi Farrell dari serangan teroris. Lalu, keduanya pun harus melakukan perjalanan berbahaya melintasi negara bagian untuk mencari cara menghentikan Gabriel dan kelompoknya. Sebabnya, kelompok teroris tersebut telah menargetkan Farrel sebagai salah satu hacker yang harus dibungkam usai melakukan pekerjaannya.

Pertarungan-pertarungan hebat dan kejadian-kejadian menegangkan terjadi saat McClane dan Farrell berusaha untuk mematahkan rencana jahat Gabriel. McClane berjuang dengan segala kemampuannya untuk menyelamatkan negara dan melindungi warga sipil dari ancaman teroris yang tak terlihat di dunia maya.

Kelebihan Film Die Hard IV: Live Free or Die Hard

Suguhan Teknologi Canggih

Sekuel keempat dari Die hard ini membawa unsur teknologi canggih yang menjadi aspek menarik bagi para penonton. Meskipun penggunaan teknologi terkadang terlalu ekstrem, hal ini memberikan sentuhan modern pada film ini dan memperluas konsep ancaman terhadap keamanan nasional.

Dahulu, kita mungkin tidak akan menyangka kalau mengacaukan seluruh kota atau bahkan satu negara dapat semudah memasukkan sejumlah kode enkripsi dan menekan tombol. Kenyataannya, begitulah film ini mengingatkan kita akan sisi negatif dari teknologi jika berada pada orang yang salah.

Ide Cerita Cukup Fresh

Film ini memperkenalkan elemen baru dengan menggabungkan ancaman teroris siber dengan aksi khas Die Hard. Tidak, mungkin akan lebih tepat jika saya menyebutnya sebagai aksi khas McClane. Karena, bagaimanapun juga, saya yakin jika orang-orang mendengar judul Die Hard, nama John McClane adalah yang akan pertama kali melintas di benak mereka.

Namun, perbenturan antara kecanggihan pada sisi para teroris dengan kenekatan McClane Ini menjadi sentuhan yang cukup menyegarkan. Dengan kata lain, sisi ini memperbarui konsep ancaman yang harus dihadapi oleh John McClane. Selain itu, hal ini juga memberikan sudut pandang yang lebih relevan dengan zaman di mana teknologi dan dunia maya semakin dominan.

Akting Tokoh Utama Tetap Prima

Bruce Willis tetap menghidupkan karakter John McClane dengan kemampuan aktingnya yang solid. Meskipun saya merasa karakternya agak berbeda dari film-film sebelumnya, Willis tetap berhasil menampilkan sisi khas McClane yang keras, pemberani, dan kadang-kadang humoris.

Aksi Beladiri Lebih Seru

Film ini menampilkan aksi beladiri yang lebih spektakuler dan modern dibandingkan dengan film-film Die Hard sebelumnya. McClane terlibat dalam pertarungan yang lebih rumit dan dramatis, dengan penggunaan teknik beladiri yang lebih beragam, yang dapat memikat penonton yang mencari aksi yang lebih menegangkan.

Saya tidak memungkiri, kehadiran Maggie Q menjadi nilai plus tersendiri untuk film inu. Lihat saja bagaimana McClane melawannya dengan susah payah. Sebagai Mai Linh, Maggie menampilkan sosok yang dingin, tetapi sangat mematikan berkat kombinasi kecerdasan dan kemampuan beladirinya.

Kelemahan Film Die Hard IV: Live Free or Die Hard

Beberapa adegan agak berlebihan

Salah satu kritik utama terhadap film ini adalah penggunaan teknologi yang berlebihan dan tidak realistis. Sejak awal, saya terus bertanya-tanya bagaimana cara McClane menghadapi kelompok dengan teknologi yang mungkin masih sulit bahkan untuk ia bayangkan sendiri. Namun, kehadiran tokoh Farrel telah menjawab hal ini.

Nyatanya, McClane tetaplah pria yang kita kenal. Sayangnya, hal itu juga membuat beberapa adegan di film ini menjadi kurang realistis bagi sebagian orang. Contohnya, lihat saja bagaimana McClane mengatasi keadaan saat sebuah helikopter menggempurnya habis-habisan. Secara personal, saya merasa itu hal keren. Namun, dari sudut pandang rasional, saya pun mempertanyakan apakah aksi seperti itu mungkin terjadi?

Celah dalam Plot

Khusus untuk hal ini, mau tidak mau, saya harus menyambung-nyambungkannya dengan tiga film sebelumnya. Pertama, dahulu McClane selalu mendapat masalah saat akan berjumpa atau berhubungan dengan istrinya. Namun, sejak film ketiganya, saya tidak lagi dapat menemukan di mana atau bagaimana nasib karakter tersebut.

Kini, film ini memperkenalkan kita dengan Lucy McClane (Mary Elizabeth Winstead) yang merupakan salah anak dari McClane. What? Oke, pembawaan Lucy memang memiliki kemiripan dengan sang ayah. Ia menghajar salah seorang anak buah Gabriel dan membuktikan dirinya adalah seorang McClane. Lalu, bagaimana kelanjutannya?

Stagnasi dalam kehidupan tokoh utama

Saya mengira, ini adalah jawaban yang bisa saya pikirkan terkait dengan kelemahan sebelumnya. Kasarnya, meskipun John McClane adalah sosok yang hebat dalam pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan keluarganya adalah perkara yang sama sekali berbeda.

Dari segi cerita, film sebelumnya memang seolah sudah mengajak kita untuk cukup menikmati keajaiban dari karakter McClane sendiri. Namun, kita tidak bisa mengabaikan pesan yang tersirat dari kehidupan McClane tersebut, yaitu selalu ada harga yang harus dibayar untuk setiap keputusan kita.

Baiklah, cukup sekian untuk ulasan Film Die Hard IV: Live Free or Die Hard ini. Silakan menonton filmnya jika Anda merasa penasaran dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *