Sore tadi, saya mengobrol dengan beberapa teman tentang sebuah game sepak bola yang sering kami mainkan di rental. Intinya, saya merasa tak bisa lagi mengikuti cara bermain game tersebut pada masa dan dalam usia sekarang ini. Mungkin, karena itulah tiba-tiba saya memutuskan menulis review film Goal II – Living The Dream ini.
Ringkasan Cerita film Goal II
Santiago Munez (Kuno Becker) kini telah menjadi bintang di Newcastle United. Kini, ia memiliki sebuah rumah yang bagus dan tinggal bersama pacarnya, Roz (Anna Friel). Saat sedang makan malam, Glen, manajernya mendatangi dan mengabarkan bahwa sebuah klub sepak bola raksasa, Real Madrid, ingin mengontraknya. Pastinya, Santiago pun sangat senang dengan hal ini.
Table of Contents
Santiago sempat mendapat protes dari penggemarnya di Newcastle karena kepindahan tersebut. Di sisi lain, Roz, kekasihnya, merasa berat untuk meninggalkan Newcastle. Namun, Santiago mampu meyakinkan sang kekasih, bahkan memberinya hadiah sebuah rumah mewah untuk mereka huni di Spanyol.
Di Madrid, Santiago bertemu dengan rekan lamanya, Gavin Haris, yang kemudian menjadi sahabatnya. Bermain dalam tim penuh bintang sepak bola kelas dunia memberi sedikit tekanan pada Santiago. Namun, ia berhasil mengatasinya karena walaupun masih sering menjadi pemain cadangan, Santiago selalu bermain bagus dan mencetak gol saat akhirnya memasuki lapangan. Alhasil, ia pun mendapat julukan sebagai super sub.
Masalah mulai muncul saat Santiago bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama Enrique yang mengaku sebagai adiknya. Pasalnya, kehadiran dan pernyataan anak itu membuat Santiago harus kembali berurusan dengan masa lalunya. Masa-masa ketika sang ibu pergi meninggalkannya.
Di sisi lain, kehidupan glamor sebagai bintang sepak bola pun mulai memengaruhi emosi Santiago. Beruntun, masalah demi masalah pun mulai menamparnya. Ia bermain buruk dan melakukan pelanggaran sehingga mendapatkan kartu merah. Lalu, kekasihnya, Roz, tiba-tiba memutuskan untuk kembali ke Inggris. Puncaknya, saat Enrique mencuri mobil mewahnya yang berakhir dengan mengalami kecelakaan.
Bahkan, karena terlalu emosi, Santiago mengusir manajernya karena menganggap tak membantunya saat ia sedang mengalami berbagai masalah. Kemudian, keadaan semakin kelam karena beberapa kejadian tentang dirinya mendapat perhatian dari media masa dan semakin memperburuk citranya. Dapatkah Santiago bertahan dan bangkit untuk melalui tekanan bertubi-tubi tersebut?
Kelebihan film Goal II
Semakin Bertabur Bintang
Film ini berhasil menghadirkan sejumlah bintang sepak bola terkenal dalam peran cameo, seperti David Beckham, Ronaldo, dan Zinedine Zidane. Keberadaan mereka memberikan suasana autentik dan menyenangkan bagi para penggemar sepak bola. Di samping itu, hal ini meningkatkan kredibilitas film dalam menggambarkan dunia sepak bola profesional.
Suasana Liga Sepak Bola Dunia
Sebenarnya, kita bisa menyebut hal ini sebagai dampak dari kelebihan pertama tadi. Artinya, Goal II: Living The Dream berhasil menampilkan atmosfer dari beberapa liga sepak bola paling terkenal di dunia, termasuk Liga Premier Inggris dan La Liga Spanyol. Hal ini memberikan kesempatan bagi penonton untuk merasakan getaran dari persaingan tingkat atas dan kegembiraan yang terkait dengan liga-liga tersebut.
Sisi Drama Personal yang Bagus
Salah satu kelebihan utama film ini adalah kemampuannya untuk menggabungkan drama personal karakter utama dengan cerita sepak bola yang mendalam. Di sisi lain, akting Kuno Becker yang semakin matang memiliki peranan penting dalam hal ini.
Di sini, kita dapat menemukan kisah cinta dan pertemanan Santiago. Selain itu, kita pun akan melihat perjuangannya dalam menghadapi cedera dan tekanan hidup. Hal ini menambah dimensi emosional yang kuat ke dalam cerita dan membuat penonton lebih terhubung dengan karakter dan memberikan lapisan yang lebih dalam pada alur cerita.
Kelemahan film Goal II
Superstar atau Cameo?
Meskipun kehadiran bintang sepak bola terkenal sebagai cameo dapat menjadi kelebihan, dalam beberapa kasus, hal ini juga dapat menjadi kelemahan. Pasalnya, hampir-hampir tak mendapat tontonan bagaimana interaksi para bintang tersebut dengan tokoh utama. Di samping itu, kehadiran Santiago yang lebih dominan di bangku cadangan membuat saya bertanya-tanya, siapa sih superstar dan cameo dalam film ini sebenarya?
Terlalu banyak penampilan bintang sepak bola dapat mengalihkan fokus dari alur cerita utama dan karakter-karakternya. Tanpa integrasi yang tepat, saya merasa penampilan cameo ini bisa terasa seperti pameran nama besar daripada kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan cerita. Contohnya, lihat saja bagaimana David Beckham menjadi pahlawan dalam film hanya melalui tendangan bebasnya.
Masalah yang Dipaksakan
Beberapa masalah dalam film ini terkadang terasa dipaksakan untuk memunculkan konflik atau drama tambahan. Terkadang, konflik yang muncul tidak sepenuhnya berkembang secara alami dari karakter atau alur cerita, tetapi terlihat seperti elemen yang ditambahkan secara sengaja untuk meningkatkan ketegangan.
Baiklah, dalam review film Goal II ini, saya akan menyebutkan kehadiran ibu Santiago yang terasa tiba-tiba. Oke, beberapa bagian naskah berupaya cukup keras untuk mengemasnya menjadi semacam plot twist. Namun, penyelesaian yang seakan terlalu mulus untuk hal itu bisa mengurangi kualitas keseluruhan narasi dan membuat penonton merasa cerita menjadi terpecah-pecah.
Alur Cerita yang Berantakan
Akhirnya, tidak sedikit kritikus dan penonton merasa bahwa alur cerita film ini terkadang terasa berantakan atau terlalu tergesa-gesa. Khususnya, yang paling mendapat sorotan adalah pemusatan pada beberapa konflik sekaligus.
Sejujurnya, saat menonton film ini, saya mengharapkan intensitas lebih pada peran Santiago dalam pertandingan di lapangan. Sayangnya, saya tidak mendapatkannya dengan utuh. Maka, mungkin tidak salah jika saya berpikir bahwa judul sebenarnya dari film ini cukup Living The Dream saja. Demikian review film Goal II – Living The Dream. Bagaimanapun, saya tetap menyukainya sebagai seseorang yang pernah merasakan atmosfer liga sepak bola di lapangan. Dan, saya merasa kita akan bertemu lagi dalam sekuel terakhir dari trilogi Goal ini.