Dahulu, saya selalu menyebut Teenage Mutant Ninja Turtles dengan Kura-Kura Ninja. Serial Kura-Kura Ninja ini menjadi salah satu tontonan favorit saya di televisi. Bagaimana tidak, empat kura-kura humanoid yang dengan kemampuan bela diri yang luar biasa dan kerap menyelamatkan kota dari orang-orang jahat. Wow, luar biasa bukan? Kemudian, tahun 2014, saya melihat filmnya meluncur di bioskop dan tidak mungkin melewatkannya. Sayangnya, setelah menonton film ini di bioskop, kecuali kocaknya Leonardo, Donatello, Raphael, dan Michelangelo, tentu saja tak lupa si cantik Megan Fox, saya merasa ada yang kurang dari film ini. Apakah itu?
Daftar Isi
Teenage Mutant Ninja Turtles – Sinopsis
Di bawah permukaan kota New York, sebuah kelompok kura-kura mutan remaja tumbuh besar dan menjadi ahli bela diri. Mereka telah mendapat pelatihan dari sesosok tikus tua nan bijak, yaitu Master Splinter. Keempat kura-kura tersebut memiliki nama Leonardo, Raphael, Michelangelo, dan Donatello.
Selama ini, mereka bersembunyi dalam naungan saluran air bawah tanah kota dan berusaha untuk melindungi kota dari ancaman kriminal, terutama Shredder, seorang penjahat jahat yang bertekad untuk menguasai kota dengan kekuatan dan kekuasaannya. Shredder pun memiliki pasukan sendiri yang cukup kuat dan berbahaya bernama Foot Clan.
Ketika para kura-kura super ini mengatasi masalah dan menghadapi ancaman Shredder, mereka bertemu dengan seorang reporter televisi muda bernama April O’Neil dan kamerawannya Vern Fenwick. Ternyata, April menjadi kunci dalam memecahkan misteri di balik asal-usul mereka yang mutan, dan bersama-sama, mereka memulai perjalanan epik untuk mengungkap kebenaran sambil melindungi kota.
Seiring berjalannya cerita, Leonardo dan rekan-rekannya harus belajar bekerja sama sebagai tim, menguasai kemampuan unik mereka, dan menerima peran mereka sebagai pahlawan dalam dunia yang penuh bahaya dan intrik. Mereka juga berhadapan dengan dilema moral tentang apakah mereka seharusnya tetap bersembunyi di bawah tanah atau menjadi pahlawan terang dan melindungi kota di atas permukaan.
Teenage Mutant Ninja Turtles – Review
Pertama, saya merasa lega karena mereka masih seperti dulu. Leo yang merupakan sosok pemimpin di antara mereka. Raphael, yang pemberani dan memiliki sifat berapi-api. Michelangelo, yang selalu bersemangat dan penuh humor. Dan tentunya, Donatello, sang jenius dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan. Keempat makhluk luar biasa itu pun masih menyukai pizza. Oh, saya hampir melupakan Master Splinter yang selalu bijak dan berwibawa. Lalu, apa yang kurang?
Efek Visual yang Cukup Impresif
Film ini menonjol dalam hal efek visual. Kura-kura mutan dan karakter-karakter lainnya mendapat rancangan yang sangat baik dan tampak realistis. Dalam pertarungan dan adegan-adegan aksi, efek visualnya juga cukup meyakinkan. Tentunya, hal itu memungkinkan kita merasa takjub dalam setiap gerakan. Mereka semua tampak sangat hidup, baik ekspresi wajah maupun gerakan tubuh masing-masing, seolah memiliki ciri khas. Pastnya, hal ini akan memberikan pengalaman visual yang mengesankan bagi penonton, terutama penggemar dari kisah TMNT yang ingin melihat karakter-karakter favorit mereka dalam bentuk yang modern dan realistis.
Sinematografi Proporsional
Benar, lagi-lagi New York. Entah berapa banyak sudah kota ini menjadi latar dari sebuah film. Namun, kali ini kita tak akan menangkap suasana yang suram seperi pada I am Legend, melainkan perpaduan suasana dunia atas dan bawah tanah kotanya. Film ini cukup berhasil menangkap dan mengombinasikan kedua nuansa kota New York itu dengan baik. Di satu sisi, pengambilan gambar yang proporsional membawa penonton dalam menjelajahi lingkungan kota yang sibuk dan beragam. Di sisi lain, tampilan kota yang gelap dan kekacauan bawah tanah saluran air memberikan atmosfer yang sesuai dengan kisah pahlawan yang muncul dalam situasi krisis. Sinematografinya juga mendukung dan membuat aksi dan pertarungan-pertarungannya menjadi lebih seru.
Teenage Mutant Ninja Turtles – Review
Humor yang Menyenangkan
Sejak dahulu, salah satu daya tarik utama dari kura-kura ninja adalah humor mereka. Film ini pun sukses menyisipkan, atau lebih tepatnya, mengemas kembali elemen-elemen humor yang menyenangkan melalui karakter-karakter kura-kuranya, terutama Michelangelo. Dialog dan tingkah laku mereka memberikan komedi yang pas. Akibatnya, film ini menjadi lebih dari sekadar aksi, tetapi juga komedi yang menghibur dan menyenangkan. Kekonyolan tingkah para kura-kura ninja tersebut dapat mengimbangi keseriusan aksinya dalam cerita dan menjadikan film ini cocok untuk penonton dari berbagai usia.
Teenage Mutant Ninja Turtles – Review
Kurangnya Eksplorasi Cerita
Film ini cenderung fokus pada aksi dan pertarungan, meninggalkan kurangnya eksplorasi cerita yang lebih mendalam. Sebagian besar plot film berpusat pada upaya para kura-kura ninja untuk menghentikan Shredder dan Foot Clan. Memang, kita akan menemukan penjelasan tentang latar belakang karakter atau asal-usul para kura-kura super ini. Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada peran Mbak Megan yang luar biasa. Sayangnya, sejak dahulu pula, musuh mereka adalah Shredder dan sejak awal cukup mudah bagi kita untuk menebak hubungan antara Erick Sacks dengan orang nomor satu di Foot Clan tersebut. Padahal, saya berharap menemukan sesuatu yang sedikit berbeda, seperti penggalian penemuan lainnya dari ayah April yang semasa hidupnya merupakan partner dari Erick.
Kurangnya Pengembangan Karakter
Berikutnya film ini belum sepenuhnya memanfaatkan potensi karakter utama. Selain dari karakter April O’Neil, yang lebih banyak terlibat dalam cerita, pengembangan karakter para kura-kura ninja terasa kurang. Oh, saya tidak mempermasalahkan para pengisi suara dari Leo, Raphael, Mickey, dan Doni. Justru, totalitas para pengisi suara itulah yang membuat pembawaan mereka menjadi sangat meyakinkan. Sayangnya, meskipun masing-masing kura-kura tersebut memiliki kepribadian yang unik, film ini belum memberikan cukup waktu untuk merinci atau menggali lebih dalam tentang hal itu.
Baiklah, saya merasa cukup sampai di sini. Terlepas dari segala bentuk kelebihan dan kelemahan tersebut, saya sangat menikmati film ini. Lagi pula, siapa yang masih sempat menampilkan seni akapela dalam sebuah lift saat menghadapi situasi menegangkan dan penuh bahaya selain Michelangelo dan kawan-kawan? Demikian Teenage Mutant Ninja Turtles – Sinopsis dan Review Film. Sampai jumpa.