Kehadiran The Hunger Games membuat genre Distopia remaja naik daun pada masa itu. Mungkin, inilah alasan mengapa saya tiba-tiba ingin menulis tentang film Divergent. Film ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Veronica Roth. Rilis pada tahun 2014, Divergent merupakan bagian dari trilogi yang juga mencakup buku Insurgent dan Allegiant. Di sini, kita akan melihat masyarakat yang terbagi menjadi lima faksi. Nah, faksi apa saja yang dimaksud itu? Lalu, bagaimana dengan tokoh utama kita dalam film ini? Sabar, Anda akan mendapatkan gambaran lebih jelasnya melalui tulisan berjudul Masyarakat dalam Film Divergent – Sinopsis dan Ulasan Film.
Masyarakat dalam Film Divergent – Sinopsis Film
Di Chicago, setelah bencana besar, masyarakat terbagi menjadi lima faksi yang mewakili nilai-nilai yang berbeda. Faksi-faksi ini adalah Abnegation (kebaikan), Amity (damai), Candor (jujur), Dauntless (berani), dan Erudite (pengetahuan). Tris Prior, (Shailene Woodley) adalah seorang gadis muda yang tumbuh dalam keluarga Abnegation, yang menekankan nilai-nilai kebaikan dan pelayanan kepada orang lain. Pada usia 16 tahun, setiap individu harus menjalani semacam prosesi untuk memilih faksi yang akan menjadi rumah mereka sepanjang hidup mereka.
Table of Contents
Tris menjalani tes seleksi yang bertujuan untuk menentukan faksi mana yang sesuai baginya. Namun, tes ini berakhir dengan hasil yang tidak biasa: Tris adalah seorang Divergent. Divergent adalah orang-orang yang memiliki ciri-ciri dari beberapa faksi sekaligus dan sangat langka. Tris harus menyembunyikan identitasnya sebagai Divergent karena pemerintah menganggap mereka sebagai ancaman terhadap tatanan sosial yang sudah ada.
Kemudian, Tris memilih untuk bergabung dengan Dauntless, faksi berani, dan meninggalkan keluarganya. Di Dauntless, dia mengubah penampilannya, menghadapi pelatihan fisik dan mental yang intens, dan menghadapi berbagai ujian. Selama pelatihan, dia menjalin hubungan dengan Four, atau Tobias Eaton (Theo James), seorang instruktur Dauntless yang misterius.
Sementara Tris berusaha untuk berhasil dalam pelatihan Dauntless, dia mulai menyadari bahwa ada konspirasi yang merencanakan pengambilalihan pemerintah oleh faksi Erudite. Erudite ingin menggunakan teknologi untuk mengendalikan masyarakat dan menjadikan Divergent sebagai sasaran. Mereka memanipulasi para anggota Dauntless yang rentan untuk mencapai tujuan mereka.
Tris dan Four berusaha mengungkap rencana Erudite dan menghentikan konspirasi tersebut. Mereka harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk konflik dengan rekan-rekan Dauntless yang terpengaruh oleh manipulasi Erudite. Tris menggunakan kekuatannya sebagai Divergent untuk melawan manipulasi mental.
Masyarakat dalam Film Divergent – Ulasan Film
Ketangguhan Karakter Utama
Salah satu kelebihan utama dari film “Divergent” adalah kemampuan karakter utama, Beatrice “Tris” Prior, untuk menjadi seorang pejuang yang kuat dan gigih. Oh, tentu saja Tris juga sosok yang memiliki paras rupawan alias sedap dipandang. Oke, mari kembali ke pembahasan. Tris adalah seorang gadis yang penuh dengan keraguan mengenai identitasnya dalam masyarakat yang memaksakan label dan faksi pada setiap individu. Namun, seiring berjalannya cerita, kita dapat menyaksikan transformasi Tris menjadi sosok yang tangguh dan penuh keberanian.
Pergulatan Tris dengan konflik internalnya, keinginannya untuk menjadi diri sendiri, dan ketidakmampuannya untuk mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat, menjadikannya karakter yang sangat relatable. Kemampuannya untuk mengatasi ujian fisik dan mental yang keras selama pelatihan di faksi Dauntless menunjukkan keberaniannya, dan ini membuatnya menjadi sosok yang inspiratif. Keberhasilan Tris dalam menjalani perjalanan pribadinya dan mengejar kebenaran, walaupun ia harus menghadapi risiko besar, adalah salah satu aspek paling memikat dalam cerita ini.
Sinematografi yang Bagus
Secara personal, saya menganggap film ini memiliki sinematografi yang cermat. Pasalnya, penggambaran kota Chicago pascabencana, dengan bangunan-bangunan yang rusak dan atmosfer yang suram, menciptakan dunia yang memikat dan misterius. Adegan pelatihan di Dauntless, dengan latar belakang kereta bawah tanah yang gelap dan dinding-dinding perkotaan yang tinggi, memberikan nuansa dunia nyata yang berbeda, tetapi memiliki bagian yang penting bagi cerita ini. Pilihan-pilihan sinematografi yang cerdik ini membantu menghidupkan dunia distopia dalam novelnya.
Masyarakat dalam Film Divergent – Ulasan Film
Efek Visual yang Cukup Mengesankan
Berikutnya, Divergent juga menyajikan beberapa adegan dengan efek visual yang mengesankan. Contohnya, kita akan menemukan sebuah simulasi yang digunakan untuk menguji para anggota Dauntless. Efek visual ini tidak hanya membuat adegan-adegan tersebut terlihat memukau, tetapi juga menggambarkan dengan baik konflik internal yang dialami karakter-karakter dalam situasi tersebut. Penggunaan efek visual yang canggih juga memperkuat atmosfer cerita dan memberikan pengalaman visual yang mendalam kepada penonton.
Ketidakseimbangan Plot
Salah satu kelemahan film ini adalah ketidakseimbangan dalam alur ceritanya. Beberapa bagian cerita terasa cepat, sementara bagian lain terasa lambat, dan hal ini dapat memengaruhi emosi kita sebagai penontonnya. Misalnya, awal cerita yang membangun dunia dan karakter-karakter memakan waktu yang cukup lama. Namun, puncak konflik dan pengungkapannya terjadi terlalu cepat, menghasilkan ketidakseimbangan dalam tempo cerita. Saya merasa cukup terkejut dengan perubahan atmosfer yang seperti manuver tajam itu. Meski demikian, kita seharusnya tetap dapat menikmatinya.
Masyarakat dalam Film Divergent – Ulasan Film
Durasi Terlalu Lama
Sebagaimana film yang pernah kita bicarakan sebelum ini, Divergent memiliki durasi yang relatif panjang. Oleh karena itu, sebagian penonton mungkin merasa ada bagian-bagian yang bisa lebih baik mendapat pengurangan untuk membuat ceritanya menjadi lebih padat. Durasi yang cukup lama, meskipun memiliki maksud untuk memaksimalkan pengembangan karakter atau cerita, bisa membuat beberapa adegan terasa terulur. Khususnya, bagi penonton yang lebih suka alur cerita yang lebih cepat. Potensi pengurangan durasi mungkin akan membuat film ini lebih dinamis dan terfokus.
Cerita Mudah Ditebak
Bagi beberapa penonton yang sudah terbiasa dengan genre distopia dan cerita sejenis, plot film Divergent ini mungkin menjadi lebih mudah ditebak. Beberapa elemen cerita dan twist bisa menjadi klise karena kita pernah menjumpainya dalam karya-karya sejenis. Akibatnya, hal ini mengurangi ketegangan dan kejutan dalam narasi. Meskipun ada beberapa perubahan terhadap materi sumbernya (novel), plot inti cerita masih dapat diprediksi oleh penonton yang akrab dengan genre ini.
Sejujurnya, saya mengharapkan lebih banyak aksi dari film ini. Namun, intensitas yang muncul pada bagian paruh kedua film membuatnya sudah cukup layak. Woodley dan James memainkan perannya dengan sangat baik. Walaupun, ada beberapa adegan dari mereka berdua yang sepertinya akan membuat para jomblo menjadi lebih patah hati, secara keseluruhan tetap sangat baik, Khususnya, aksi-aksi yang mereka sajikan, entah mengapa saya merasa sedikit lebih alami. Baiklah, demikian masyarakat dalam film Divergent. Semoga bermanfaat.