novel maryamah karpov review

Novel Maryamah Karpov Review: Sinopsis dan Ulasan

  • Ide cerita
  • Jalan cerita
  • Latar
3.5/5Overall Score
Specs
  • Penulis: Andrea Hirata
  • Penerbit: Bentang Pustaka
  • Tahun Terbit: 2008
Pros
  • Penggambaran atar tempat dan sosial sangat bagus
Cons
  • Banyak bagian dalam cerita yang bisa dikembangkan lebih
  • Tidak terlihat kaitan antara judul dengan isi cerita

Novel Maryamah Karpov bercerita tentang kehidupan Ikal setelah menyelesaikan S-2 nya di Sorbonne, Prancis. Buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi ini merupakan novel keempat karangan Andrea Hirata. Kita masih akan menyaksikan banyak petualangan di dalamnya. Untuk itu, mari menyimak lebih lanjut review dari novel Maryamah Karpov (Mimpi-Mimpi Lintang) ini.

Novel Maryamah Karpov – Sinopsis

Kisah mengenai ayah tokoh utama kita mengawali novel ini. Ayah Ikal yang telah puluhan tahun menjadi buruh di perusahaan timah mendapat sebuah surat. Singkatnya, surat itu berisi pemberitahuan akan promosi kenaikan pangkat para buruh. Dan, ayah ikal menjadi sala satunya. Seluruh anggota keluarga merasa bahagia mendapat kabar tersebut. Sayangnya, kebahagiaan tersebut luntur tatkala surat terhadap ayah Ikal itu hanya surat yang salah alamat.

Adegan berpindah pada Ikal yang tengah bersiap menghadapi ujian tesis di Sorbonne. Saat itu, Ikal tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan. Ia harus menahan lapar sekaligus menguatkan mentalnya menghadapi cecaran dari para dosen penguji. Akhirnya, ia pun lulus dan setelah menikmati beberapa waktu di Eropa, Ikal pulang ke tanah airnya. Sampai di rumah, seluruh keluarga menyambutnya dengan bangga dan haru.

Pergolakan batin kembali melanda Ikal tatkala ia mendeklarasikan diri sebagai pengangguran paling intelektual di kampungnya. Akan tetapi, Ikal menjalani kesehariannya sebagai orang yang biasa. Ia menjadi saksi kebahagiaan Arai yang akhirnya menikahi Zakiah Nurmala sang pujaan hati. Intensitas gejolak batin Ikal semakin menjadi ketika ia mendapati dirinya harus menemukan A Ling. Berawal dari hal itu, Ikal pun menjalani petualangan yang fantastis bersama para sahabat lamanya dalam Laskar Pelangi.

Novel Maryamah Karpov – Ulasan

Dari sisi mana pun, novel ini lebih dari mampu untuk membius pembaca sekalian. Seperti biasanya, Andrea akan membolak-balikkan perasaan Anda dengan gaya tuturnya yang sarat estetika. Ia pun mempertahankan mosaik sebagai ciri khas dalam pengemasan cerita terakhir dari petualangannya ini. Namun, saya dengan berat hati mengatakan bahwa tidak ada akhir yang tuntas dalam novel ini.

Untuk itu, kita akan menelusuri beberapa bagian dalam novel ini yang cukup menarik. Pertama, kita akan mencermati novel ini dari jenis ceritanya, yaitu fiksi-biografi. Sejak mula, sejak Laskar Pelangi menjadi penggebraknya, tidak sedikit pembaca yang beranggapan novel ini menceritakan kisah hidup Andrea sendiri. Namun, Maryamah Karpov membuat anggapan tersebut menjadi teramat mentah.

Fiksi Semi Biografi atau Petualangan

Kita memang masih melihat kisah-kisah Ikal dan Bangka-Belitongnya dalam novel ini. Akan tetapi, semakin lama, kita seakan menyapa lebih banyak pintu teater lagi. Pintu-pintu yang apabila kita membukanya, kita akan menemukan kisah-kisah yang berbeda satu sama lain. Kisah-kisah yang bisa memperkaya khazanah nilai atau kandungan dalam sebuah cerita. Atau, kisah-kisah yang justru akan menambah celah dan berbagai tanda tanya.

Saya mengakui keberanian Andrea menggunakan mosaik untuk mengemas ceritanya. Hal ini karena mosai memiliki kesulitan tersendiri jika kita membandingkannya dengan gaya penceritaan lainnya. Dalam novel ini, saya kerap mempertanyakan mengapa harus A Ling? Sebabnya, tokoh A Ling menyebabkan novel ini lebih mirip cerita dengan genre fantasi atau petualangan.

Mengingat betapa lenturnya batasan antargenre dalam sebuah karya sastra, kita bisa menganggap hal itu sah-sah saja. Awalnya, saya berharap akan melihat bagaimana Ikal menjalani hidup di kampungnya berdasarkan ilmu dan keahlian personal yang telah ia dapatkan. Sayangnya, ekspektasi saya itu tidak pernah menemukan jawabannya. Petualangannya dalam mencari A Ling memang sangat luar biasa, tetapi perjalanannya berkeliling Eropa masih menawarkan lebih banyak estetika.

Antara Mimpi, Hidup, dan Kenyataan

Hal kedua yang akan menjadi jalan setapak bagi kita adalah peran beberapa tokoh yang menghuni cerita ini. Mereka adalah Seman Said Harun (ayah Ikal), Lintang, dan Nurmi. Melalui ketiga tokoh tersebut, kita akan menemukan keseimbangan yang cukup membuat novel ini menjadi utuh.

Sejak awal, Ikal telah menyebut sosok ayahnya sebagai ayah nomor satu di dunia. Seorang ayah yang tidak banyak bicara, namun sangat bersahaja. Saya tidak bisa memungkiri secuil kisah mengenai tokoh ayah di awal cerita ini cukup mengharukan. Di sisi lain, sosok ayah inilah yang tanpa sadar menjadi awal dari keberanian Ikal untuk memiliki cita-cita yang tinggi.

Berikutnya, pertemuan Ikal dengan para Laskar Pelangi membuat kita kembali bertemu dengan tokoh Lintang. Saya sangat antusias saat tokoh ini memasuki cerita dengan gayanya yang dramatis. Bahkan, ia masihlah Lintang yang sama dengan Lintang favorit saya dalam buku pertama dari tetralogi ini. Karakter Lintang memang selalu bisa membuat, bukan hanya Ikal, melainkan juga saya selalu terkagum-kagum.

Mimpi-Mimpi Lintang

Mungkin, banyak pembaca yang bertanya mengenai Judul novel ini. Sebenarnya, tidak sedikit cerita yang menorehkan judulnya dengan cukup panjang. Contohnya, Fantastic Beast and Where to Find Them, Harry Potter and The Goblet of Fire, dan sebagainya. Akan tetapi, judul-judul tersebut benar-benar menggambarkan isi atau garis besar cerita di dalamnya. Judul itu jugalah yang akan mengantar pemahaman kita terhadap jalan cerita sekaligus membuka pemahaman kita akan maknanya.

Sementara itu, judul pada novel keempat dari tetralogi Laskar Pelangi ini seakan mengecoh kita semua. Kisah mengenai tokoh Maryamah Karpov ini misalnya. Maryamah adalah seorang wanita yang muncul pada novel Sang Pemimpi. Meskipun singkat, kita akan menemukan tokoh tersebut sebagai pembuka jalan bagi sosok seorang gadis bernama Nurmi. Saya sempat mengharapkan akan ada kisah lebih antara Ikal dan Nurmi dalam novel ini, tetapi harapan itu tinggal harapan saja.

Di sisi lain, kisah Lintang dengan mimpi-mimpinya justru mewujud melalui sebuah kapal yang luar biasa. Dengan demikian, melalui novel ini, Andrea  mengajak kita untuk tidak segan dalam merangkum perjalanan hidup kita sendiri. Setiap mosaik di dalamnya ibarat berbagai peristiwa yang begitu mudah datang dan pergi dalam hidup kita. Peristiwa-peristiwa yang tanpa sadar telah membentuk sebuah kapal yang tidak lain adalah diri kita sendiri. Namun, seperti novel Maryamah Karpov ini, bagaimana cara kita berlayar dan apa tujuan kita, hanya kita sendirilah yang bisa menjawabnya.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *