Sinopsis dan Ulasan Allegiant – Dunia di Luar Dinding

Oke, tibalah kita pada seri Divergent terakhir yang mendapatkan adaptasi menjadi sebuah film, yaitu Allegiant. Selain para pemeran utamanya yang masih sama. Robert Schwenke pun masih menyutradarai film ini. Tris yang sebelumnya telah berhasil mengatasi kekejaman Jeanine dan mengungkap sebuah rahasia dari para founder berkenaan dengan kehidupan di Chicago, kini harus menghadapi apa yang ada di luar sana. Film ini mendapat banyak respons yang dengan cukup menyesal saya harus mengatakannya sebagai tidak terlalu baik. Mengapa demikian? Untuk menjawabnya, silakan menikmati Sinopsis dan Ulasan Allegiant berikut ini. 

Evelyn menutup kembali tembok Chicago, dan mengadili para pendukung kudeta Jeanine demi nyawa mereka. Johanna sebagian orang menolak cara Evelyn dan banyak orang mengikutinya untuk membentuk sebuah faksi baru, yaitu. Di sisi lain, Tris dan Four membebaskan Caleb dan melarikan diri melewati tembok bersama Tori, Christina, dan Peter. Namun, Edgar memimpin orang-orang Factionless untuk menangkap mereka dan menyebabkan terbunuhnya Tori. 

Sebuah pasukan dari balik dinding kamuflase menyelamatkan Tris dan kawan-kawan dari kejaran Edgar. Kemudian, mereka membawa kelompok Tris ke Biro Kesejahteraan Genetik, yang keberadaannya lebih mirip sebuah kota dengan teknologi canggih yang tersembunyi di balik perisai penyelubungan. Seorang pria bernama Matthew menjadi semacam pemandu bagi Tris dan yang lainnya selama mereka berada dalam biro tersebut. 

Caleb dan Peter mendapatkan tugas sebagai tim pengawasan yang memantau Chicago dari jarak jauh, sementara Christina dan Four bergabung dalam militer di bawah bimbingan Nita. Lalu,  Matthew membawa Tris bertemu dengan David, pemimpin Biro, yang memberi Tris perangkat yang memungkinkan dia melihat kenangan ibunya. Selain itu, David juga memberi tahu keseluruhan kisah di Chicago kepada Tris dan menjelaskan semua yang ingin Tris ketahui. Tris pun setuju untuk membantu David melanjutkan eksperimen jika dia meminta dewan untuk campur tangan dalam pertempuran yang akan terjadi di Chicago. Dalam sebuah misi penyelamatan militer, Four menyadari bahwa Biro menculik anak-anak dan menghapus ingatan mereka. ia pun mencoba memperingatkan Tris, tetapi David menyela mereka. 

Four mendesak Tris untuk kembali bersamanya untuk mengakhiri pertumpahan darah. Namun, Tris memutuskan untuk pergi bersama David, yang setuju untuk mengembalikan Four ke Chicago bersama Matthew dan beberapa tentara Biro. Dalam perjalanan, Matthew diam-diam memperingatkan Four bahwa David telah memerintahkan kematiannya. Maka, Four pun bertarung untuk menyelamatkan diri. Setelah berhasil mengatasi para tentara, Matthew memberi Four alat agar ia dapat melewati dinding kamuflase, sementara Matthew sendiri bergegas kembali ke Biro untuk memperingatkan Tris.

Allegiant mengungkapkan tentang dunia di luar Chicago. Ini menghadirkan elemen misteri dan keingintahuan yang mendorong kita untuk terus mengikuti ceritanya. Saat karakter-karakter utama memasuki dunia luar yang penuh dengan keadaan dan hal yang tidak pernah mereka duga, kita seakan memasuki sebuah realitas yang sangat berbeda dari sebelumnya. Konsep-konsep tentang manipulasi genetik dan eksperimen manusia juga menambah kedalaman cerita. Melalui hal itu, setidaknya kita akan mengetahui alasan yang sebenarnya mengapa masyarakat di Chicago terbagi dalam beberapa faksi. 

Selain itu, hal ini juga memperjelas seberapa pentingnya keberadaan seseorang yang mendapat sebutan Divergent. Setelah menonton film ini, saya sempat pula memikirkan etika eksperimen ilmiah dan bagaimana manipulasi genetik dapat memengaruhi masa depan umat manusia. Oh, tentu saja saya juga memikirkan si Tris yang semakin cantik. 

Film Allegiant layak mendapatkan apresiasi untuk peningkatan kualitas efek visualnya. Tentunya, itu jika kita membandingkannya dengan dua film sebelumnya dalam seri Divergent. Ketika karakter-karakter menjelajahi dunia luar, kita dapat melihat dengan jelas teknologi canggih, pemandangan futuristik, dan lingkungan yang mendalam. Benar, panorama tersebut menciptakan pengalaman visual yang memukau bagi kita. Di sisi lain, hal itu juga dapat mendukung penggambaran dunia yang baru dalam film ini. Khususnya, ketika kita menyaksikan gambaran lokasi dan infrastruktur pada biro. Gambaran teknologinya yang sudah sedemikian maju membuat saya mengira-ngira berapa puluh tahun lagi kita akan dapat menyaksikan itu semua dalam dunia tempat kita berada? Apakah untuk sampai ke tahap teknologi seperti itu kita harus melewati perang besar dan bencana?

Film ini menghadirkan lebih banyak aksi yang melibatkan karakter utama, khususnya dalam pertarungan atau pertempuran. Pertarungan-pertarungan ini tidak hanya menyediakan tontonan visual yang mengesankan tetapi juga menciptakan ketegangan yang lebih intens. Ketegangan ini dapat memicu ketertarikan penonton dan menjaga mereka terlibat dalam alur cerita. Karakter utama, seperti Tris dan Four, harus menghadapi situasi yang memerlukan keberanian dan keterampilan mereka. Hal ini menunjukkan perkembangan karakter dan pengaruh situasi pada kepribadian mereka.

Bila kita membandingkannya dengan Insurgent, Allegiant memiliki lebih banyak konflik yang mengarah pada tingkat ketegangan yang lebih tinggi. Karakter-karakter utama tidak hanya menghadapi ancaman fisik, tetapi juga mengalami dilema moral yang kompleks. Mereka harus menghadapi konspirasi dan mengungkap kebenaran yang mungkin mengguncang keyakinan mereka. Ketegangan emosional juga menjadi lebih terasa karena karakter-karakter utama mengalami perubahan dalam hubungan mereka dan harus mengatasi kesulitan yang rumit. Semua itu menjadikan film ini lebih dari sekadar film aksi, tetapi juga sebuah eksplorasi tentang identitas, keberanian, dan pengorbanan.

Salah satu kelemahan yang paling sering mendapat sorotan dari penonton dan kritikus adalah ending film ini. Benar, bagian akhir cerita mungkin kurang memuaskan bagi sebagian penonton. Memang, Tris dan Four pada akhirnya berhasil menyelesaikan konflik utama. Tanpa bermaksud memberikan spoiler, saya merasa ada beberapa keputusan dari para karakter utama yang kurang memuaskan. Sepanjang film, kita menemukan pembangunan terhadap beberapa aspek, tetapi hal itu tidak memiliki penyelesaian yang memadai. Singkatnya, hal ini mungkin meninggalkan beberapa pertanyaan tanpa jawaban. Di samping itu, dari sudut pandang penonton, saya juga merasa bahwa endingnya agak terburu-buru. Seolah, kita tidak memiliki cukup waktu untuk menggali kedalaman emosional karakter-karakter utama dalam puncak ketegangan dan akhir ceritanya. 

Allegiant menghadapi tantangan dalam menjelaskan konsep-konsep ilmiah dan plot yang menjadi lebih kompleks bila kita membandingkannya dengan seri seri-seri sebelumnya. Meskipun beberapa aspek pada akhirnya menjadi jelas, ada beberapa elemen yang masih samar. Di sisi lain, sebagian penonton mungkin akan merasa penjelasan tentang teknologi dan genetika di dalamnya terlalu rumit. Para karakter juga memiliki rencana dan solusi mereka dalam hubungannya dengan permasalahan cerita. Namun, timing pengungkapannya, perubahan sikap yang tiba-tiba, dan beberapa hal lain masih kurang mendapat penjelasan. 

Mungkin, hal ini memiliki kaitan dengan adanya gagasan untuk membagi film ini menjadi dua bagian sebagaimana Mockingjay dan harry Potter and The Deathly Hallows. Sayangnya, pihak produksi akhirnya membatalkan proyek tersebut setelah melalui beberapa pertimbangan. Tentunya, bukan hanya saya sangat menyayangkan hal ini jika kita menghendaki sebuah akhir yang benar-benar tuntas dari sebuah cerita. Namun, apabila kita memperhatikan dari segi pemasaran, bahkan saat film ini meluncur ke tengah-tengah penonton, pamor genre distopia remaja telah mulai memudar. Sepertinya hal itulah yang kemudian menjadi faktor utama untuk tidak meneruskan pembuatan kelanjutan film dari seri Divergent ini. Demikian Sinopsis dan Ulasan Allegiant. Semoga bermanfaat.