Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 - A View to a Kill

Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill

  • Ide cerita
  • Plot
  • Karakter
  • Sinematografi
  • Timing
  • Efek visual
  • Penataan latar
  • Sound
  • Pesan moral
  • Logika cerita
3.1/5Overall Score
Specs
  • Sutradara: John Glen
  • Skenario: Richard Maibaum
  • Rilis: 22 Mei 1985
  • Durasi: 131 menit
  • Distributor : MGM Entertainment
Pros
  • Pembuktian Kemampuan Roger Moore
  • Keunikan karakter antagonis
  • Rangkaian aksi spektakuler
  • Lagu tema yang berkesan
Cons
  • Keterbatasan pemeran Bond
  • Klise di mana-mana
  • Efek visual kurang maksimal
  • Kurangnya pendalaman karakter

A View to a Kill adalah film keempat belas dalam serial James Bond. Di sini, kita akan melihat penampilan ketujuh dan terakhir dari Roger Moore sebagai James Bond. Judulnya mengadaptasi cerita pendek “From a View to a Kill ” karya Ian Fleming tahun 1960, tetapi seperti biasanya, film ini memiliki skenario yang berbeda. Di samping itu, A View to a Kill merupakan film James Bond ketiga yang mendaulat John Glen sebagai sutradara. Baiklah, tanpa basa-basi lagi, selamat menikmati Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill.

Sinopsis Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill

Film A View to a Kill membuka ceritanya dengan insiden misterius di industri teknologi mikrochip di Silicon Valley, California. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di MI6 sehingga Agen rahasia legendaris, James Bond (Roger Moore), mendapat instruksi untuk menyelidiki kasus tersebut.

Bond segera menemukan bahwa ada kekuatan jahat yang ada di balik insiden tersebut. Dan, hal itu merupakan perbuatan Max Zorin (Christopher Walken), seorang industrialis kaya yang sangat cerdas namun sangat berbahaya. Zorin memiliki tujuan jahat untuk menguasai pasokan mikrochip dunia, yang dapat memberinya keunggulan besar dalam industri teknologi. Maka, ia merencanakan untuk menciptakan gempa bumi yang dapat menghancurkan Silicon Valley dengan menggunakan metode yang sangat canggih.

Sinopsis Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill

Dalam penyelidikannya, Bond menemukan fakta bahwa Zorin memiliki koneksi masa lalu dengan Nazi. Zorin merupakan hasil eksperimen genetik yang menghasilkan kecerdasan luar biasa dan kekuatan fisik yang tak tergoyahkan. Selain itu, ia pun memiliki seorang sekutu yang setia, yaitu May Day (Grace Jones), yang juga memiliki kekuatan fisik yang luar biasa.

Bond bekerja sama dengan Stacey Sutton (Tanya Roberts), seorang geologis yang pernah bekerja untuk Zorin, tetapi sekarang justru menjadi targetnya. Bersama-sama, mereka berusaha menggagalkan rencana jahat Zorin. Bond dan Sutton melalui serangkaian kejar-kejaran mobil yang spektakuler, termasuk aksi yang berbahaya di atas Menara Eiffel di Paris.

Lalu, Bond mengungkapkan rencana Zorin menciptakan gempa bumi di San Andreas Fault yang dapat menghancurkan Silicon Valley dan memberinya kendali atas pasar mikrochip dunia. Maka, pertarungan sengit antara keduanya pun berlangsung di atas Menara Eiffel hingga di atas menara Grand Hotel di San Francisco.

Ulasan Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill

Pembuktian Kemampuan Roger Moore

Pastinya, kita tidak perlu mempertanyakan kualitas akting seorang Roger Moore. Hal itu pun menjadi salah satu kelebihan film ini. Memerankan karakter James Bond saat berusia 57 tahun bukanlah hal yang mudah. Namun, Moore masih mampu memberikan penampilan yang cukup meyakinkan sebagai agen rahasia yang tampan dan berbahaya.

Ketangguhan dan kemampuan akting Moore yang luar biasa layak mendapatkan apresiasi lebih. Banyak penonton menghargai dedikasi dan karisma yang ia bawa dalam peran ini. Bahkan, tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa di titik ini, Moore telah melampaui ekspektasi Ian Fleming sebagai pencipta karakter asli James Bond. Di samping itu, peran terakhirnya sebagai Bond ini merupakan sebuah penyelesaian dengan pencapaian satu tahap lebih tinggi.

Keunikan Karakter Antagonis

Max Zorin (Christopher Walken) adalah salah satu penjahat Bond yang paling unik dalam sejarah franchise ini. Pasalnya, karakter Zorin yang sangat cerdas, sadis, dan psikopat, membuatnya berbeda dari penjahat Bond lainnya. Lalu, Latar belakangnya yang terkait dengan eksperimen genetik dan hubungannya dengan masa lalu yang kelam merupakan sisi yang tidak dimiliki oleh penjahat lainnya.

Tentunya, Christopher Walken memberikan penampilan yang mengesankan sebagai Zorin, dan karakter ini menjadi salah satu aspek yang paling diingat dari film ini. Satu hal yang menarik adalah Walken rupanya memiliki keakraban atau telah cukup sering memerankan karakter serupa Zorin.

Ulasan Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill

Rangkaian Aksi Spektakuler

Serangkaian aksi dan kejar-kejaran yang spektakuler telah menjadi ciri khas film-film James Bond. Maka, kita akan melihat film A View to a kill ini berusaha sangat keras untuk mempertahankan, bahkan melakukan inovasi untuk hal ini. Adegan aksi di atas Menara Eiffel di Paris adalah salah satu yang paling mengesankan. Bond menghadapi bahaya dengan nyali dan keterampilan khasnya. Pertarungan akhir di atas Menara Transamerica di San Francisco juga merupakan aksi yang dramatis dan memukau.

Lagu Tema yang Berkesan

Duran Duran menjadi semacam faktor x yang membawa film ini meraih pendapatan besarnya. Pasalnya, mereka membawakan lagu tema “A View to a Kill yang tidak hanya menjadi hit besar pada saat rilisnya, tetapi juga menjadi salah satu lagu tema Bond yang paling berkesan. Musik yang energetik dan lirik yang menggambarkan elemen-elemen film Bond membuatnya menjadi lagu tema yang ikonik dalam sejarah franchise James Bond. Ringkasnya, Duran Duran mengemas nuansa romantis dan heroik dengan harmonisasi yang kuat. Dengan demikian, lagu tema ini menambah nilai hiburan dari film dan menjadi bagian penting dari identitasnya.

Ulasan Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill

Keterbatasan Pemeran Bond

Ibarat pedang bermata dua, usia pun menjadi faktor keterbatasan Roger Moore sebagai pemeran James Bond. 57 tahun membuat Moore menjadi salah satu aktor paling tua yang pernah memerankan karakter ikonik ini. Mungkin, beberapa penonton (dan banyak kritikus) merasa bahwa dia sudah melewati masa puncaknya sebagai agen rahasia yang tampan dan berbahaya. Terutama, dalam adegan-berat yang melibatkan tindakan fisik, Moore mungkin terlihat tak seprima sebelumnya, meskipun masih enerjik.

Klise di Mana-mana

Pada satu sesi wawancara, Glen dan Maibaum sempat menyatakan bahwa mereka hampir kehabisan ide untuk mengembangkan cerita tentang James Bond. Pastinya, hal itu hanyalah satu dari sekian banyak faktor lain yang melahirkan sisi lemah berikut ini. Salah seorang kritikus bahkan menyebut sepanjang cerita film ini adalah klise. Padahal, plot film ini mengikuti formula khas James Bond dengan baik, tetapi juga menjadi terlalu terduga.

Beberapa elemen cerita, seperti konfrontasi di tempat-tempat ekstrem, aksi berbahaya dengan senjata-senjata canggih, dan penjahat megalomanis seakan menjadi pemandangan biasa jika kita mengikuti film-film Bond. Hal ini dapat membuat pengalaman menonton terasa kurang segar dan inovatif.

Ulasan Film Terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill

Efek Visual Kurang Maksimal

Pada masa itu, sebagian besar orang pasti telah menganggap efek visual dalam film ini menggunakan teknologi yang canggih. Sayangnya, beberapa adegan, terutama yang melibatkan teknologi komputer, mungkin terlihat ketinggalan zaman oleh standar modern. Beberapa efek khusus, seperti adegan komputerisasi di dalam Zorin Industries, mungkin terasa agak kikuk dan kurang meyakinkan.

Kemudian, rangkaian pertarungan di atas jembatan Golden Gate memang cukup mengejutkan. Namun, menurut standar saat ini, efeknya tampak terlalu timpang. Saya sendiri sempat membayangkan adegan tersebut dengan menggunakan efek visual masa kini. Gabungan antara teknologi digital dan live action yang mungkin saja lebih menarik.

Kurangnya Pendalaman Karakter

Tanpa mengesampingkan performa para pemerannya, saya merasa karakter-karakter dalam film ini kurang berkembang. Khususnya, karakter Stacey Sutton, yang merupakan peran utama wanita dalam cerita. Sepertinya, ia terlampau datar dan kurang memiliki lapisan emosional. Kedalaman karakter yang kurang dapat membuat hubungan antara karakter-karakter tersebut terasa kurang kuat, dan penonton mungkin kurang terhubung dengan mereka secara emosional.

Akhirnya, saya harus mengatakan bahwa di antara film James Bond hingga pada masa kini, banyak yang memasukkan A View to a Kill sebagai salah satu yang terburuk. Namun, kurang proporsional rasanya jika yang menjadi penyebab utamanya adalah Roger Moore yang sudah terlalu tua. Sebab, Moore sendiri pun telah menyadari batasannya dan menyatakan kengeriannya pada Bond terakhir yang ia perankan. Di sisi lain, kita akan melihat lebih banyak hal yang membuat film terakhir Roger Moore sebagai Agen 007 – A View to a Kill ini layak mendapat perhatian tersendiri.

rimbapena
rimbapena

Seorang penulis lepas dan pengajar di kota Surabaya yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap penulisan dan concern terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *